Penganten Sinta Paju Epat Dikompetisikan di Sinopadik Kalimantan

id paju epat, pengantin sinta paju epat, sinopadik kalimantan

Penganten Sinta Paju Epat Dikompetisikan di Sinopadik Kalimantan

Sekcam Paju Epat Edy Edwar menyerahkan naskah Proyek Perubahan Penganten Sinta untuk dikompetisikan pada Sinopadik 2018 kepada kepala BKPSDM Kabupaten Bartim, Patt Budiman di Tamiang Layang. (Foto Antara Kalteng/Habibullah)

Tamiang Layang (Antara Kalteng) - Setelah mendapat peringkat ke-4 dalam Kompetisi Inovasi Pasca Diklatpim (Sinopadik) tingkat III dan IV Provinsi Kalimantan Tengah, proyek pengembangan potensi obyek wisata (Penganten Sinta)  Paju Epat, Kabupaten Barito Timur kembali diikutsertakan berkompetisi pada Sinopadik 2018 Regional Kalimantan.

Mentor Penganten Sinta Paju Epat sekaligus Camat Paju Epat, Yudesman S.AB melalui Sekcam Edy Edwar mengatakan, proyek perubahan Penganten Sinta Paju Epat telah mendapat peringkat ke-4 dari peserta Dilkatpim Tingkat III  angkatan XII tahun 2017 diselenggarakan di Palangka Raya tanggal 16 Agustus - 29 November 2017 oleh BPSDM Provinsi Kalteng. 

"Karena masuk 10 besar dengan peringkat ke-4, Penganten Sinta Paju Epat diharuskan mengikuti Sinopadik tingkat regional Kalimantan yang dilaksanakan sekitar Agustus 2018," katanya kepada Antara Kalteng, Minggu. 

Penganten Sinta Paju Epat diajukan mengingat Kecamatan Paju Epat memiliki kekayaan sumber alam yang alami dan seni budaya serta situs sejarah. Melalui proyek perubahan inilah peluang dan kesempatan membuka peluang-peluang potensi wisata.

Atas dukungan Bupati, DPRD, Instansi terkait, Kades, BPD dan Pokdarwis Desa, maka yakin Penganten Sinta Paju Epat siap bertanding atau berkompetensi di Regional Kalimantan.

Edy mengharapkan, melalui Sinopadik 2018 Penganten Sinta Paju Epat akan dikembangkan sebagai sarana dan prasarana wisata yang didukung oleh Pemerintah maupun pihak investor ataupun kolaborasi.

Kecamatan Paju Epat memiliki sembilan desa yang menyediakan potensi alam serta memiliki sejarah. Potensi wisata inilah yang patut untuk dikembangkan di kemudian hari.

"Mulai keindahan tanaman anggrek hitam hingga Danau Pulut dan Makan Suta'ono yang memiliki sejarah, laik untuk dikenalkan dan dipromosikan," demikian Edy.