DPRD Magetan Pelajari Revitalisasi Pasar Palangka Raya

id DPRD palangka Raya,Kunker DPRD Magetan,revitalisasi pasar palangka raya

DPRD Magetan Pelajari Revitalisasi Pasar Palangka Raya

Anggota DPRD Magentan, Jawa Timur saat kunjungan kerja ke DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (23/1/18). (Foto Antara Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Jajaran DPRD Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa mempelajari kebijakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan khususnya terkait kebijakan revitaslisasi pasar tradisional yang dilaksanakan di Kota Palangka Raya.

"Hari ini kami datang ke Kota Palangka Raya untuk berdiskusi mengenai kebijakan pemberdayaan ekonomi kerakyatan khususnya terkait kebijakan revitaslisasi pasar tradisional," kata ketua rombongan DPRD Magetan, Suratman di DPRD Kota Palangka Raya.

Selain itu, kedatangan anggota DPRD Magetan ini juga bertujuan untuk mempelajari Perda Koperasi dan UKM yang menjadi salah satu Raperda yang akan dibahas di Magetan.

Ketua Komisi B DPRD Magetan ini juga berharap pemerintah Kabupaten Magetan dan Kota Palangka Raya dapat meningkatkan kerja sama terkait peningkatan ekonomi masyarakat.

"Pada April nanti kami akan melaksanakan festival berskala nasional. Maka bersama ini kami mengundang Pemeintah Kota dan DPRD Kota Palangka Raya untuk hadir dalam acara tersebut," kata Suratman.

Baca: Dua Pasar Yang Sudah Direvitalisasi Berfungsi Maret

Kedatangan rombongan DPRD Magetan tersebut disambut langsung oleh Wakil Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Ida Ayu Nia Anggraini, Sekretaris Komisi B DPRD Kota, Alfian Batnakanti dan Sekretaris Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Mukarramah.

Turut hadir pula dari jajaran pemerintah kota seperti Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Aratuni D Djaban serta sejumlah perwakilan Dinas Koperasi UKM Kota Palangka Raya.

Dalam kesempatan itu, Ida Ayu mengatakan pihaknya selain menyampaikan kondisi koperasi dan revitalisasi pasar juga berdiskusi terkait menyeimbangkan keberadaan pasar modern dengan pasar tradisional.

"Di sini kita sudah memiliki pasar modern dan pasar tradisional, sehingga acar ini lebih banyak kita gunakan untuk banyak bertukar pikiran dan saling memberikan masukan," kata Ida.