Permukiman kumuh Sampit ditangani bertahap

id Permukiman kumuh Sampit ditangani bertahap,Kotim,Wakil bupati,Taufiq mukri,Baamang,Ketapang,Kawasan kumuh,Padat penduduk

Permukiman kumuh Sampit ditangani bertahap

Salah satu kawasan penduduk di Kota Sampit terlihat dari atas. (Foto Jurnalis Warga)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyatakan komitmen untuk terus membenahi permukiman kumuh yang ada di kawasan Kota Sampit, yang merupakan ibu kota kabupaten tersebut secara bertahap.

"Sudah ada perencanaan yang dibuat dan itu dijalankan secara bertahap sesuai kemampuan anggaran setiap tahunnya. Penataan dilakukan demi kepentingan masyarakat kita juga," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri usai memimpin serah terima jabatan Camat Mentawa Baru Ketapang dari Ahmad Sarwo Oboy kepada Sutimin, Rabu.

Kawasan pusat Kota Sampit meliputi dua kecamatan, yaitu Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Masing-masing kecamatan memiliki lokasi-lokasi permukiman padat penduduk, bahkan dapat dikatakan sebagai kawasan kumuh.

Kawasan padat penduduk di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang di antaranya terdapat di kawasan Teluk Dalam atau Teluk Belangsai, Jalan Langsat dan sekitarnya. Sedangkan kawasan padat penduduk di Baamang terdapat di sekitar Pasar Keramat.

Pembenahan dilakukan tidak hanya agar permukiman warga menjadi lebih indah dan nyaman, tetapi juga demi tujuan kesehatan. Lingkungan yang bersih dan sehat akan berpengaruh besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.

Taufiq berharap masyarakat mendukung program penerintah dalam menata kawasan kumuh. Dukungan masyarakat sangat penting agar penataan kawasan yang sudah direncanakan pemerintah bisa dijalankan dengan baik.

"Penataan kawasan itu untuk kepentingan dan kenyamanan masyarakat juga. Makanya kami mengimbau supaya kita bersama-sama mendukung program ini," kata Taufiq.

Beberapa waktu lalu, empat kelurahan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku. Empat kelurahan tersebut yaitu Mentawa Baru Hulu, Mentawa Baru Hilir, Ketapang dan Sawahan.

Program ini dijalankan untuk menangani kawasan kumuh yang ada di lokasi yang mendapat bantuan tersebut. Bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu berupa bantuan dana investasi penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas.

Bantuan diberikan sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Di antaranya berupa hidrant umum, tempat mandi, cuci dan toilet umum, peningkatan jalan, siring serta bantuan lainnya.

Berdasarkan data Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Kabupaten Kotawaringin Timur, saat ini terdapat kawasan kumuh seluas 449,48 hektare yang berada di perkotaan. Kawasan kumuh tersebut tersebar di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang.

Kawasan kumuh di daerah perkotaan terbanyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan luasan 25,36 hektare, sedangkan di Baamang seluas 24,08 hektare. Untuk menuntaskan permasalahan wilayah kumuh, tahun 2017 lalu Kotawaringin Timur mendapat kucuran dana dari APBN sekitar Rp1,4 miliar untuk pelaksanaan di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Rp730 juta untuk Kecamatan Baamang.

Dana tersebut digunakan untuk pembangunan hidrant, siring, semenisasi jalan, drainase, pembersihan lingkungan serta kawasan pasar tradisional. Drainase dan sarana air bersih menjadi perhatian karena cukup berpengaruh terhadap kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Camat Mentawa Baru Ketapang, Sutimin menyatakan komitmennya untuk terus mendukung penataan kawasan kumuh. Pihaknya akan melakukan pendekatan kepada masyarakat agar turut mendukung program tersebut.

"Saya akan melanjutkan program-program yang sudah digagas pendahulu saya. Sebagai camat yang baru, saya juga akan banyak mendengar dan berdiskusi dengan masyarakat terkait penataan kawasan serta penanggulangan banjir," demikian Sutimin.