Buntok (Antaranews Kalteng) - Anggota Komisi IX DPR RI Hang Ali Saputra Syah Pahan mendorong Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar mengintensifkan sosialisasi alat kontrasepsi kaum pria. Sebab, sampai saat ini masih sedikit laki-laki yang mengetahui tentang apa saja yang dapat digunakannya untuk keluarga berencana (KB).
"Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat hanya mengetahui alat kontrasepsi digunakan oleh kaum perempuan. Sehingga hanya sebagian kecil kaum pria yang juga menjadi akseptor KB," kata Hang Ali pada acara integrasi kampung KB BKKBN bersama mitra kerja tahun 2018, di Desa Wayun Kecamatan Gunung Bintang Awai Kabupaten Barito Selatan, Selasa.
Acara integrasi kampung KB BKKBN bersama mitra kerja itu diikuti sebanyak 250 peserta yang terdiri warga, akseptor, kader dan penyuluh KB di daerah yang penduduknya didominasi warga transmigrasi.
Menurut Hang Ali, penggalakkan KB pria itu dilakukan tidak hanya sekadar untuk mendukung program keluarga berencana. Tetapi juga sebagai salah satu wujud kepedulian dan kerja sama antara pasangan suami istri.
"Harus diketahui juga, bahwa tidak semua perempuan yang cocok dengan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal, seperti pil, suntik atau implan. Sebab jika dipaksakan akan memberikan efek samping kurang baik bagi perempuan atau bahkan memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Disinilah perlunya kesadaran pasangan pria untuk turut menjadi akseptor KB," jelas Hang Ali.
Hal itu, lanjutnya, juga merupakan salah satu wujud implementasi program keluarga berencana, jadi harus dipahami juga bahwa KB bukan hanya sebatas kontrasepsi. Tetapi adalah perencanaan dalam sebuah keluarga, bagaimana mewujudkan keluarga kecil, sehat dan sejahtera.
Penggalakkan sosialisasi KB pria itu juga diakui Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Satyawati Kusumawijaya yang diwakili Kabid Adpin Perwakilan BKKBN Kalteng, Dison.
Baca juga: Legislator : Kalteng harus manfaatkan bonus demografi untuk kesejahteraan
Menurut Dison, BKKBN melalui para penyuluh KB terus melakukan upaya dan sosialisasi meningkatkan pemahaman bahwa menggunakan alat kontrasepsi itu bukan hanya tanggung jawab kaum perempuan. Tetapi juga para pria wajib berperan serta aktif.
Dison mengatakan, dalam paradigma baru yang diusung BKKBN tidak lagi hanya berkutat dilingkup penggunaan alat kontrasepsi. Melainkan mencakup hal yang lebih luas, yakni pengendalian penduduk dan perencanakan kehidupan keluarga yang lebih baik.
"Program KB maksnanya sangat luas, kontrasepsi hanya salah satu cara atau program yang dilakukan. Misalnya seperti pencanangan kampung KB yang tujuannya justru untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah," jelasnya.
Selain pemaparan materi dari Hang Ali dan Dison, acara juga diisi dengan tanya jawab dengan peserta. Dalam pertanyaan-pertanyaan yang rata-rata diajukan peserta perempuan itu mempertanyakan penggunaan kontrasepsi, terutama efek penggunaan alat kontrasepsi.
Tidak sedikit pula kaum ibu yang mempertanyakan mengapa ketika telah menggunakan alat kontrasepsi, namun tetap bisa hamil. Satu persatu pertanyaan para peserta itu dijawab dan dijelaskan Hang Ali dan Dison.
Baca juga: KB sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Legislator dorong BKKBN intensifkan sosialisasi KB pria
Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat hanya mengetahui alat kontrasepsi digunakan oleh kaum perempuan