Kotim kembangkan 60 hektare cabai untuk tekan inflasi

id Kotim kembangkan 60 hektare tanaman cabai untuk tekan inflasi,Cabai rawit,Cabe rawit,Dinas pertanian ,Kotim,Kotawaringin Timur,Made dikantara

Kotim kembangkan 60 hektare cabai untuk tekan inflasi

Kepala Dinas Pertanian Kotim Made Dikantara (tengah) mengunjungi kelompok tani di Desa Bagendang Tengah Kecamatan Mentaya Hilir Utara yang mengembangkan cabai, Jumat (25/1/2019). (Foto Istimewa)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, tahun ini mengembangkan tanaman cabai seluas 60 hektare dengan harapan bisa menekan laju inflasi di daerah ini.

"Total luasannya 60 hektare, terdiri dari 40 hektare cabai kecil atau rawit dan 20 hektare cabai besar. Saat ini sedang dilakukan persiapan. Petani juga bersemangat," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur I Made Dikantara di Sampit, Jumat.

Pengembangan cabai ini merupakan pelaksanaan program peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura dari Kementerian Pertanian. Kali ini komoditas yang dipilih adalah cabai rawit dan cabai besar.

Selama ini cabai menjadi salah satu komoditas yang turut berkontribusi terhadap fluktuasi inflasi Kota Sampit. Harga cabai cukup tinggi, bahkan melonjak tajam pada saat tertentu seperti menjelang perayaan hari besar keagamaan.

Harga cabai rawit di pasar tradisional di Sampit berkisar Rp40.000 hingga Rp50.000 /kg. Saat harga tinggi, cabai rawit bisa mencapai Rp100.000 /kg.

Masih terbatasnya produksi cabai oleh petani lokal membuat sebagian pedagang mendatangkan cabai dari luar daerah. Dampaknya, harga akan cepat naik ketika pasokan terhambat akibat kendala distribusi maupun menurunnya produksi.

Made menjelaskan, pengembangan 60 hektare cabai rencananya dimulai Mei nanti. Lokasinya tersebar di 11 kecamatan yaitu Seranau, Mentaya Hilir Selatan, Parenggean, Mentaya Hulu, Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Telawang, Cempaga, Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut dan Telaga Antang. 

Made mengaku bangga karena petani sangat antusias menanam cabai karena peluang pasarnya memang masih besar. Saat berkunjung ke sejumlah petani, Made menyerap berbagai aspirasi petani terkait rencana pelaksanaan program pengembangan cabai tersebut.

"Selama ini petani antusias menanam cabai walaupun secara swadaya. Program bersemangat dalam pengembangan cabai karena peluang dan permintaan pasar sangat menjanjikan," jelas Made.

Saat kunjungan pembinaan ke salah satu kelompok tani di Desa Bagendang Tengah Kecamatan Mentaya Hilir Utara untuk memantau perkembangan penanaman cabai secara swadaya, Made memberi motivasi petani untuk terus mengembangkan tanaman cabai, khususnya cabai rawit karena potensinya masih sangat besar.