Buaya Sungai Mentaya mengganas, memangsa anjing dan jaring warga

id Buaya Sungai Mentaya mengganas, memangsa anjing dan jaring warga,Buaya,Sungai Mentaya,Sampit,Kotim,Kotawaringin Timur

Buaya Sungai Mentaya mengganas, memangsa anjing dan jaring warga

Camat Pulau Hanaut H Eddy Mashami. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antaranews Kalteng) - Teror buaya di Sungai Mentaya Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, makin meresahkan karena mengancam keselamatan masyarakat, khususnya yang beraktivitas dan tinggal di pinggir sungai.

"Sekitar 14 hari lalu, jam 12.00 malam saya ditelepon warga. Ternyata warga mengabarkan ada buaya di samping rumah yang sedang memangsa anjing. Buayanya besar dengan panjang sekitar 4,5 meter," kata Camat Pulau Hanaut, H Eddy Mashami di Sampit, Kamis.

Teror buaya makin menakutkan masyarakat. Apalagi Jumat (1/2) malam lalu, seorang warga Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit bernama Julhaidir (41), diterkam buaya saat mandi di sungai hingga tangan kirinya putus.

Menurut Eddy, beberapa jam setelah kejadian itu, teror buaya terjadi di kecamatan dipimpinnya yang lokasinya berseberangan sungai dengan Kecamatan Teluk Sampit. Buaya nyaris masuk ke rumah warga di Desa Hanaut, namun gagal dan hanya memakan jaring yang dipasang di depan rumah warga.

"Jaringnya rusak dan sebagian dimakan buaya. Kalau mampu merusak jaring tali sebesar jari, tentu dapat dipastikan ukuran buaya itu sangat besar. Panjangnya diperkirakan sekitar empat meter," tambah Eddy.

Meningkatnya teror buaya biasanya terjadi saat musin kawin seperti saat ini. Buaya membutuhkan makanan lebih banyak sehingga masuk ke perairan sekitar permukiman warga dengan mengincar ternak milik warga seperti ayam, bebek, kambing dan lainnya.

Ada sekitar 100 rumah warga yang letaknya di bantaran sungai sehingga rawan teror buaya. Saat ini teror buaya dilaporkan terjadi di sejumlah desa, di antaranya Desa Hanaut, Bapinang Hulu, Penyaguan dan Bamadu.

Masyarakat makin sering melihat kemunculan buaya di sekitar permukiman mereka. Permukiman mereka memang tidak terlalu jauh dari Pulau Lepeh, yaitu sebuah pulau kecil di tengah Sungai Mentaya yang diperkirakan menjadi habitat buaya setempat.

Buaya rawan masuk ke permukiman saat sungai sedang pasang, terlebih malam hari. Untuk mencegah serangan buaya, pemerintah kecamatan sudah membagikan sekitar 100 jaring, ditambah puluhan jaring lainnya yang dibantu pemerintah desa.

Jaring dipasang di depan pintu masuk agar buaya tidak bisa masuk ke rumah warga. Pemerintah Kecamatan Pulau Hanaut berencana kembali membelikan jaring untuk warga karena saat ini saja sudah ada 26 warga yang meminta jaring karena takut rumah mereka dimasuki buaya.

"Untuk mencegah adanya korban jiwa, kami terus mengingatkan masyarakat lebih berhati-hati, khususnya saat menjelang magrib dan subuh karena biasanya sangat rawan. Kami juga berharap instansi terkait membantu kami karena ini sudah sangat memprihatinkan dan menyangkut keselamatan masyarakat," demikian Eddy.