Pawai Tanglong jadi sarana mempererat silaturahmi di Bartim

id pemkab bartim, pemerintah kabupaten barito timur,bupati ampera ay mebas,pawai tanglong,bagarakan sahur,malam ke-21 ramadhan,bulan suci ramadhan,seni d

Pawai Tanglong jadi sarana mempererat silaturahmi di Bartim

Bupati Bartim Ampera AY Mebas usai Pawai Tanglong dan Bagarakan Sahur, Tamiang Layang, Sabtu, (25/5/2019). (Foto Istimewa)

Tamiang Layang (ANTARA) - Pawai Tanglong kembali dilaksanakan untuk memeriahkan bulan suci Ramadhan 1440 Hijriah di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah pada Sabtu (25/5) malam.

"Kita jadikan Pawai Tanglong sebagai sarana mempererat tali silaturahmi, antara pemerintah dengan masyarakat dan pihak lainnya," kata Bupati Bartim Ampera AY Mebas di Tamiang Layang.

Pawai Tanglong di Bartim dirangkai dengan lomba Bagarakan Sahur yang diikuti berbagai kalangan atau kelompok warga dari daerah berbeda. Selain untuk memeriahkan bulan Ramadhan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memacu kreativitas dan inovasi yang dimiliki masyarakat.

Tanglong merupakan penanda malam ke-21 Ramadhan, sedangkan bagarakan sahur merupakan tradisi membangunkan warga untuk bersantap sahur dengan memukul berbagai perabotan rumah tangga atau cara lainnya.

Pawai Tanglong merupakan bukti adanya ragam seni, religi dan budaya di Bartim, namun tetap satu, berdampingan serta menjunjung toleransi antar sesama.

Ampera menjelaskan, keharmonisan dalam ragam suku budaya dan agama di Bartim telah tercipta sejak lama. Untuk itu tradisi ini harus dapat tumbuh dan dikembangkan di waktu yang akan datang, sebagai warisan budaya kepada generasi selanjutnya.

"Semoga Pawai Tanglong ini benar-benar memberikan manfaat di bidang seni, religi dan budaya yang bermanfaat bagi pembangunan daerah di masa-masa yang akan datang," jelasnya.

Wakil Ketua I DPRD Barito Timur Ariantho S Muler menilai, Pawai Tanglong merupakan salah satu kegiatan yang bisa dikembangkan dan dikemas menjadi acara yang mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun luar.

"Ada nilai seni, religi dan budaya yang disampaikan, maka seharusnya bisa menjadi suatu pertunjukkan yang menampilkan perbedaan namun tetap dalam kebersamaan," paparnya.

Politisi PKPI ini berharap, kegiatan tersebut menjadi agenda rutin di setiap tahunnya saat bulan Ramadhan. Bahkan kedepan bisa lebih dikembangkan dan diselenggarakan lebih semarak.