Wiranto mengaku bersyukur Jokowi kembali terpilih jadi presiden
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jenderal TNI (Purnawirawan) Wiranto, mengaku bersyukur Joko Widodo kembali terpilih menjadi presiden untuk masa jabatan kedua pada 2019-2024.
"Yang pasti kita bersyukur bahwa Pak Jokowi dipilih kembali karena selama saya mengawal Pak Presiden, tidak untuk membandingkan tetapi Pak Jokowi benar-benar mendengarkan suara rakyat, mendengarkan harapan rakyat, keinginan rakyat," kata Wiranto, di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Sabtu.
Baca juga: Wiranto tinggalkan RSPAD Gatot Soebroto
Baca juga: Luhut Pandjaitan tak takut temui masyarakat pasca penusukan Wiranto
Tentang ini, Wiranto yang menjadi panglima ABRI pada masa peralihan menuju masa reformasi, menyatakan, "Buktinya apa? Buktinya setiap minggu itu ratas, rapat terbatas itu tidak bisa dihitung. Artinya apa? Beliau sangat respons terhadap keinginan publik, sangat respons terhadap harapan publik dan langsung diselesaikan dalam suatu keputusan sidang kabinet."
Oleh karena itu, kata mantan ajudan Presiden Soeharto itu, pemerintah yang baik adalah mendengarkan suara rakyat. Bukan mendengarkan suara partai maupun kelompok tertentu.
"Yang penting adalah, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang responsif terhadap keinginan rakyat. Bukankah pemerintah dipilih rakyat, mewakili rakyat, mewakili pihak politik rakyat? Jadi yang didengarkan suara rakyat, bukan suara dirinya sendiri, bukan suara partai, bukan suara kelompok masyarakat tertentu," katanya.
Baca juga: Akibat istri sindir kasus Wiranto di medsos, seorang bintara TNI AD dihukum
Baca juga: Menkes Nila Moeloek mengaku 'kaget' dapat tambahan pengamanan
"Yang pasti kita bersyukur bahwa Pak Jokowi dipilih kembali karena selama saya mengawal Pak Presiden, tidak untuk membandingkan tetapi Pak Jokowi benar-benar mendengarkan suara rakyat, mendengarkan harapan rakyat, keinginan rakyat," kata Wiranto, di Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta Pusat, Sabtu.
Baca juga: Wiranto tinggalkan RSPAD Gatot Soebroto
Baca juga: Luhut Pandjaitan tak takut temui masyarakat pasca penusukan Wiranto
Tentang ini, Wiranto yang menjadi panglima ABRI pada masa peralihan menuju masa reformasi, menyatakan, "Buktinya apa? Buktinya setiap minggu itu ratas, rapat terbatas itu tidak bisa dihitung. Artinya apa? Beliau sangat respons terhadap keinginan publik, sangat respons terhadap harapan publik dan langsung diselesaikan dalam suatu keputusan sidang kabinet."
Oleh karena itu, kata mantan ajudan Presiden Soeharto itu, pemerintah yang baik adalah mendengarkan suara rakyat. Bukan mendengarkan suara partai maupun kelompok tertentu.
"Yang penting adalah, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang responsif terhadap keinginan rakyat. Bukankah pemerintah dipilih rakyat, mewakili rakyat, mewakili pihak politik rakyat? Jadi yang didengarkan suara rakyat, bukan suara dirinya sendiri, bukan suara partai, bukan suara kelompok masyarakat tertentu," katanya.
Baca juga: Akibat istri sindir kasus Wiranto di medsos, seorang bintara TNI AD dihukum
Baca juga: Menkes Nila Moeloek mengaku 'kaget' dapat tambahan pengamanan