Palangka Raya (ANTARA) - Pelatih Kalteng Putra Gomes de Oliviera sangat menyesalkan tindakan wasit yang dinilainya berlebihan dengan memberikan kartu kuning kepada pemain belakangnya yakni OK Jhon pada menit 69 saat laga mereka melawan Persela Lamongan di Stadion Tuah Pahoe, Minggu (27/10).
"Saya mempertanyakan apa pelanggaran yang dilakukan OK Jhon. Beda kalau pelanggaran yang dilakukan Pahabol dan Patrich Wanggai, tentunya saya tidak mempermasalahkan," kata Gomes usai pertandingan melawan Persela Lamongan di Stadion Tuah Pahoe, Minggu sore.
Diberikannya kartu kuning kepada pemain belakang andalan Kalteng Putra itu, menjadi kerugian bagi tim dalam pertandingan selanjutnya, karena OK Jhon rawan tidak bisa membela Kalteng Putra jika terkena akumulasi kartu kuning.
Menghadapi Persela Lamongan, tim Laskar Isen Mulang sebutan Kalteng Putra menerima lima kartu kuning. Lima pemain yang diganjar kartu kuning tersebut yakni Kevin Gomes, OK Jhon, Patrich Wanggai, Pahabol dan Rumere.
Sedangkan Persela Lamongan dalam pertandingan itu mendapat tiga kartu kuning dan satu kartu merah. Untuk pemain yang terkena kartu kuning yakni Samsul Arifin, Kei Hirose dan Rafael Gomes de Oliviera, sedangkan yang terkena kartu merah yaitu Moch Zaenuri.
"Meski mendapatkan kartu yang cukup banyak, kedepannya kami yakin tetap bisa bermain dengan maksimal sehingga dalam menghadapi Persib pada laga berikutnya, tren seperti ini bisa dipertahankan," ucapnya.
Baca juga: Kalahkan Persela, Kalteng Putra pecah telur akhiri puasa kemenangan
Sementara itu, Pelatih Persela Lamongan Nil Maizar mengomentari jalannya pertandingan tersebut. Dia mengakui timnya ketinggalan dua gol lantaran tidak fokus menghadapi tim tuan rumah.
Namun di babak kedua sempat bangkit dan menekan tim tuan rumah. Sayangnya serangan serta peluang yang bisa menjadi gol tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Kami sempat terkejut dengan permainan Kalteng Putra dan di babak pertama kami tidak fokus. Kami akan mengevaluasi hasil pertandingan hari ini, untuk menatap pertandingan selanjutnya," tegas mantan pelatih Timnas Indonesia itu.
