Rumitnya geografis Kalteng jadi tantangan operasi penyelamatan
Sampit (ANTARA) - Luas dan rumitnya geografis Kalimantan Tengah menjadi tantangan dalam setiap operasi penyelamatan ketika terjadi musibah di wilayah ini, terlebih dengan terbatasnya jumlah personel dan peralatan yang dimiliki Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan setempat.
"Kalau didasarkan pada luas wilayah geografis wilayah kerja kami, (personel dan peralatan) masih sangat terbatas, tapi kami tetap memiliki semangat dalam rangka melakukan pencarian dan pertolongan terkait dengan kondisi membahayakan jiwa manusia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya Muhammad Hariyadi didampingi Kepala Pos SAR Sampit Suprapto di Sampit, Jumat.
Hal itu diungkapkan Hariyadi saat diwawancarai usai memimpin apel HUT ke-48 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dilaksanakan di halaman kantor Pos SAR Sampit. Apel diikuti peserta dari sejumlah instansi seperti TNI, Polri, BPBD, PMI dan lainnya.
Keberadaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau lebih dikenal Basarnas sangat dibutuhkan di Kalimantan Tengah. Hal itulah yang menjadi dasar sehingga pada 13 Januari 2020 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan mengoperasikan kantor di Palangka Raya.
Saat ini Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya memiliki 22 orang personel yang terdiri 4 orang pejabat struktural dan 18 orang tenaga pendukung seperti tenaga operasional dan administrasi.
Luasnya wilayah dan geografis Kalimantan Tengah yang terdiri dari perairan dan daratan, diakui menjadi tantangan dalam operasi penyelamatan. Evaluasi laporan dalam dua tahun terakhir, umumnya terkait kondisi membahayakan manusia seperti orang hilang, tersesat dan musibah pelayaran, diantaranya di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Hariyadi bersyukur karena keberadaan mereka di Kalimantan Tengah sangat disambut antusias oleh potensi-potensi SAR yang ada di provinsi ini, termasuk di Kotawaringin Timur.
Baca juga: SMAN 2 Sampit perkenalkan teknologi mengolah air gambut dan nanas menjadi listrik
"Koordinasi juga sudah berjalan dengan baik, tinggal dimantapkan dalam setiap kegiatan-kegiatan operasi SAR atau kondisi membahayakan manusia," kata Hariyadi.
Sementara itu saat memimpin upacara, Hariyadi mengajak seluruh personelnya untuk lebih termotivasi dalam bekerja demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Setiap personel diminta menjadi pribadi yang selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Selain itu harus terus meningkatkan profesionalisme dan soliditas dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia Basarnas.
Seluruh personel harus menjaga sinergitas dan membina potensi SAR melalui wadah Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan. Selain itu, juga selalu menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap situasi dan kondisi di wilayah kerja mengingat kompleksitas dalam penyelenggaraan operasi SAR.
Baca juga: Peserta pilkades Kotim diingatkan patuhi aturan
Baca juga: Legislator Kotim berharap pemerintah bantu pondok pesantren
"Kalau didasarkan pada luas wilayah geografis wilayah kerja kami, (personel dan peralatan) masih sangat terbatas, tapi kami tetap memiliki semangat dalam rangka melakukan pencarian dan pertolongan terkait dengan kondisi membahayakan jiwa manusia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya Muhammad Hariyadi didampingi Kepala Pos SAR Sampit Suprapto di Sampit, Jumat.
Hal itu diungkapkan Hariyadi saat diwawancarai usai memimpin apel HUT ke-48 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan yang dilaksanakan di halaman kantor Pos SAR Sampit. Apel diikuti peserta dari sejumlah instansi seperti TNI, Polri, BPBD, PMI dan lainnya.
Keberadaan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau lebih dikenal Basarnas sangat dibutuhkan di Kalimantan Tengah. Hal itulah yang menjadi dasar sehingga pada 13 Januari 2020 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan mengoperasikan kantor di Palangka Raya.
Saat ini Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya memiliki 22 orang personel yang terdiri 4 orang pejabat struktural dan 18 orang tenaga pendukung seperti tenaga operasional dan administrasi.
Luasnya wilayah dan geografis Kalimantan Tengah yang terdiri dari perairan dan daratan, diakui menjadi tantangan dalam operasi penyelamatan. Evaluasi laporan dalam dua tahun terakhir, umumnya terkait kondisi membahayakan manusia seperti orang hilang, tersesat dan musibah pelayaran, diantaranya di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Hariyadi bersyukur karena keberadaan mereka di Kalimantan Tengah sangat disambut antusias oleh potensi-potensi SAR yang ada di provinsi ini, termasuk di Kotawaringin Timur.
Baca juga: SMAN 2 Sampit perkenalkan teknologi mengolah air gambut dan nanas menjadi listrik
"Koordinasi juga sudah berjalan dengan baik, tinggal dimantapkan dalam setiap kegiatan-kegiatan operasi SAR atau kondisi membahayakan manusia," kata Hariyadi.
Sementara itu saat memimpin upacara, Hariyadi mengajak seluruh personelnya untuk lebih termotivasi dalam bekerja demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Setiap personel diminta menjadi pribadi yang selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Selain itu harus terus meningkatkan profesionalisme dan soliditas dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia Basarnas.
Seluruh personel harus menjaga sinergitas dan membina potensi SAR melalui wadah Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan. Selain itu, juga selalu menjaga kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap situasi dan kondisi di wilayah kerja mengingat kompleksitas dalam penyelenggaraan operasi SAR.
Baca juga: Peserta pilkades Kotim diingatkan patuhi aturan
Baca juga: Legislator Kotim berharap pemerintah bantu pondok pesantren