Sampit (ANTARA) - Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Kalimantan Tengah Juliansyah mendesak pemerintah kabupaten telusuri penyebab tingginya harga sembako di kawasan pelosok karena sangat membebani masyarakat, apalagi dalam situasi sulit saat ini.
"Pemerintah kabupaten jangan hanya memantau harga kebutuhan pokok di kota, lalu menyebutnya stabil. Pantau juga harga di kecamatan atau pelosok karena di sana harga tinggi," kata Juliansyah saat rapat membahas kondisi ketahanan pangan daerah, Selasa.
Rapat ini dihadiri mitra kerja Komisi II yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan. Berbagai permasalahan dibahas, khususnya terkait stok, pasokan dan harga kebutuhan pokok.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan 5 meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai ini banyak mendapat keluhan masyarakat pelosok terkait tingginya harga kebutuhan pokok.
Selama ini harga kebutuhan pokok memang lebih tinggi dibanding di Sampit karena adanya ongkos angkut, namun belakangan ini harga kebutuhan pokok terus naik, bahkan dinilai sudah sangat memberatkan masyarakat.
Pemerintah kabupaten melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian diminta tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Dia khawatir harga kebutuhan pokok terus naik akibat ulah nakal oknum tertentu sehingga membuat masyarakat semakin menderita.
Juliansyah menyarankan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur berkoordinasi dengan pengelola pasar di seluruh kecamatan sehingga bisa memantau secara rinci fluktuasi harga. Dengan begitu bisa diketahui secara cepat jika terjadi kenaikan harga secara tidak wajar sehingga bisa diambil langkah-langkah menanggulanginya.
Baca juga: Komisi II DPRD Kotim minta jaminan ketahanan pangan daerah
Sekretaris Fraksi Gerindra sekaligus Sekretaris DPC Partai Gerindra Kotawaringin Timur ini mengharapkan pemerintah kabupaten secara serius mengambil langkah-langkah yang bisa menjadi solusi terhadap permasalahan tingginya harga kebutuhan pokok di kawasan pelosok.
Terlebih saat pandemi COVID-19 ini, perekonomian masyarakat semakin sulit. Jangan sampai masyarakat semakin menderita oleh harga kebutuhan pokok yang terlalu tinggi di atas kemampuan masyarakat.
"Kita tidak tahu sampai kapan wabah COVID-19 ini baru akan berakhir. Perlu langkah-langkah cepat dan tepat dilakukan pemerintah daerah untuk membantu masyarakat agar tidak terpuruk," harap Juliansyah.
Juliansyah mengaku rutin memantau fluktuasi harga kebutuhan pokok di kawasan pelosok. Bahkan pekan depan dia berencana kembali berkunjung untuk memantau fluktuasi harga kebutuhan pokok tersebut, sembari menyerap aspirasi masyarakat.
Baca juga: Pemkab Kotim berdayakan UMKM buat 15.000 masker
Baca juga: KONI Kotim bagikan masker dan bantu posko penanganan COVID-19