Palangka Raya (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kantor Perwakilan Kalimantan Tengah mengantisipasi ledakan angka kelahiran atau "baby boom" saat pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah angka kelahiran penduduk. Soalnya, kebanyakan warga berada di rumah. Meski demikian, kita tetap melakukan pembinaan dan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi angka kelahiran, pasangan suami istri bisa memakai alat kontrasepsi," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalteng, Mhd. Irzal kepada Antara di Palangka Raya, Rabu.
Dia mengatakan, selama ini pelayanan KB cenderung dilakukan dengan bakti sosial, sosialisasi oleh Penyuluh Keluarga Berencana, dan juga pertemuan secara langsung oleh para kader. Namun karena adanya kebijakan "physical distancing" (pembatasan fisik) atau "social distancing" (pembatasan sosial) maka dalam pelaksanaan pembinaan atau penyuluhannya, tidak memperbanyak tatap muka dengan warga.
Baca juga: WFH dinilai berpotensi picu 'baby boom'
Untuk itu, pihaknya akan melakukan sejumlah strategi antisipasi peningkatan angka kelahiran akibat kebijakan kerja dari rumah atau anjuran pemerintah yang meminta masyarakat untuk tetap di rumah guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Di antara strategi tersebut yakni memanfaatkan media sosial atau teknologi informasi untuk berkomunikasi dengan PLKB dan kader-kader di kabupaten/kota untuk tetap melakukan pelayanan KB dengan memperhatikan prosedur pencegahan COVID-19.
Baca juga: BKKBN diminta lebih perhatikan petugas lapangan saat pandemi
"Melalui WhatsApp atau telepon BKKBN akan berusaha mencegah putus pakai kesertaan KB melalui berbagai media terutama media daring, melakukan analisis melalui kader institusi masyarakat pedesaan untuk mengetahui jumlah dan persebaran pasangan usia subur yang memerlukan pelayanan suntik KB, pil KB, IUD dan implan, mendistribusikan kontrasepsi ulangan pil dan kondom," kata Irzal.
Dia menyarankan pasangan suami istri agar menunda rencana kehamilan selama wabah COVID-19. Penundaan kehamilan dinilai penting untuk mencegah risiko kerentanan terpapar virus dari Wuhan, China itu.
"Karena hamil muda ini sangat rentan. Kalau daya tahan tubuhnya turun akan lebih mudah terkena infeksi virus COVID-19," ungkap Irzal.
Baca juga: BKKBN Kalteng serahkan ribuan APD untuk bidan
Sebelumnya Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan Bekerja dari rumah (WFH) selama pandemi COVID-19 berpotensi memicu peningkatan angka kelahiran (baby boom) jika pasangan acuh terhadap kontrasepsi.
"Sangat mungkin korelasinya, karena ketika suami-istri jadi satu di rumah dan 'stay at home' tidak dimungkiri kontak seksual akan terjadi dan ini hal lumrah yang manusiawi," kata Hasto.
Hasto pun berpesan kepada masyarakat untuk peduli terhadap penggunaan alat kontrasepsi dalam upaya mencegah "baby boom".
Baca juga: Pegawai BKKBN Kalteng cap jempol darah wujudkan zona bebas korupsi
Baca juga: Komitmen wujudkan zona wilayah bebas korupsi, Kepala BKKBN Kalteng cap jempol darah
Baca juga: BKKBN lakukan "jemput bola" pelayanan kontrasepsi jangka panjang
Berita Terkait
Kesinambungan pembangunan jadi rekomendasi Konferensi Cendekiawan dan akademisi Katolik Kalteng
Sabtu, 16 November 2024 21:54 Wib
KPU Barut simulasi pemungutan dan penghitungan suara pilkada
Sabtu, 16 November 2024 20:08 Wib
Polisi bongkar peredaran narkoba dalam boneka di Palangka Raya
Sabtu, 16 November 2024 15:21 Wib
Gubernur Kalteng ajak Pemuda Katolik jadi pelopor masyarakat adil dan bermartabat
Sabtu, 16 November 2024 14:55 Wib
Tiga anggota Polri terlibat judi online diberi sanksi
Sabtu, 16 November 2024 14:05 Wib
Pelaku pembunuh dan pembuang mayat terbungkus kasur diancam hukuman mati
Sabtu, 16 November 2024 14:04 Wib
Jajaran BNN Provinsi diminta turun ke masyarakat
Sabtu, 16 November 2024 14:03 Wib
Pejabat BPK ditetapkan tersangka korupsi suap proyek jalur kereta
Sabtu, 16 November 2024 14:02 Wib