Wisata susur Sungai Mentaya semakin diminati selama pandemi COVID-19
Sampit (ANTARA) - Selama pandemi COVID-19, wisata susur Sungai Mentaya di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, semakin diminati masyarakat sehingga berdampak positif terhadap pendapatan warga, khususnya motoris dan pemilik kelotok.
"Selama pandemi COVID-19 memang terjadi peningkatan, khususnya setelah Lebaran Idul Fitri lalu. Alhamdulillah ini cukup membantu bagi kami," kata Muhammad Agus Syahbani, motoris kelotok di Sampit, Sabtu.
Rute wisata susur sungai dimulai dari Dermaga Habaring Hurung, bertolak menyusuri bantaran sungai sampai ke ujung landasan Bandara Haji Asan Sampit di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, kemudian berbalik menyeberang menyusuri bantaran Kecamatan Seranau menuju pabrik karet PT Sampit di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kemudian kembali ke Dermaga Habaring Hurung.
Perjalanan wisata susur sungai memakan waktu antara 30 hingga 60 menit, tergantung rute yang dilalui. Untuk menikmati wisata yang lagi tren ini, wisatawan harus membayar Rp150.000 untuk carter kelotok.
Wisatawan umumnya datang berkelompok atau rombongan keluarga. Setiap kelotok bisa dinaiki sekitar sepuluh orang penumpang, tergantung besar-kecilnya kelotok.
"Yang ramai itu biasanya pada Sabtu dan Minggu. Kalau lagi ramai, bisa dapat dua kali trayek wisata susur sungai tersebut. Mudah-mudahan saja pengunjungnya akan semakin ramai, harap Huriansyah, motoris lainnya.
Untuk menarik minat wisatawan, pemilik kelotok mempercantik kelotok mereka dengan mengecat kelotok, bahkan membuat lukisan warna-warni di atap perahu motor tersebut.
Mereka juga memasang kursi di bagian atap agar wisatawan bisa duduk dengan nyaman menikmati pemandangan aktivitas masyarakat dan sejumlah objek di sepanjang sungai yang dilewati.
Baca juga: Pria ini bunuh orang yang menghalanginya menyerang penabraknya
Wisatawan mengaku tertarik menikmati wisata susur sungai karena bisa mengusir kebosanan di masa pandemi COVID-19. Selain itu, wisata ini dinilai lebih aman dibanding ke tempat-tempat keramaian yang sangat berisiko penularan COVID-19.
"Selain kita bisa bersantai, dengan cara ini kita juga telah membantu masyarakat, khususnya para motoris kelotok untuk mendapatkan penghasilan. Di masa pandemi COVID-19 ini semua sedang kesusahan, makanya kita harus saling bantu," kata Niah, salah seorang wisatawan lokal.
Sementara itu Hamdanah, wisatawan lainnya berharap pemerintah daerah mendukung agar wisata susur sungai tersebut terus dikembangkan. Dampaknya sangat positif terhadap ekonomi masyarakat.
"Pemerintah daerah diharapkan membantu agar wisata susur sungai ini semakin berkembang, aman dan nyaman, seperti memberikan bantuan jaket atau pelampung supaya aman. Selain itu diperlukan bantuan pengecatan baru agar kelotok-kelotok tersebut menjadi indah dan menarik," demikian Hamdanah.
Baca juga: Beredar kabar seorang bayi di Kotim dibawa kabur empat perempuan
Baca juga: Dinas Kesehatan ingatkan penerapan protokol pencegahan COVID-19 dalam pilkada
"Selama pandemi COVID-19 memang terjadi peningkatan, khususnya setelah Lebaran Idul Fitri lalu. Alhamdulillah ini cukup membantu bagi kami," kata Muhammad Agus Syahbani, motoris kelotok di Sampit, Sabtu.
Rute wisata susur sungai dimulai dari Dermaga Habaring Hurung, bertolak menyusuri bantaran sungai sampai ke ujung landasan Bandara Haji Asan Sampit di Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, kemudian berbalik menyeberang menyusuri bantaran Kecamatan Seranau menuju pabrik karet PT Sampit di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kemudian kembali ke Dermaga Habaring Hurung.
Perjalanan wisata susur sungai memakan waktu antara 30 hingga 60 menit, tergantung rute yang dilalui. Untuk menikmati wisata yang lagi tren ini, wisatawan harus membayar Rp150.000 untuk carter kelotok.
Wisatawan umumnya datang berkelompok atau rombongan keluarga. Setiap kelotok bisa dinaiki sekitar sepuluh orang penumpang, tergantung besar-kecilnya kelotok.
"Yang ramai itu biasanya pada Sabtu dan Minggu. Kalau lagi ramai, bisa dapat dua kali trayek wisata susur sungai tersebut. Mudah-mudahan saja pengunjungnya akan semakin ramai, harap Huriansyah, motoris lainnya.
Untuk menarik minat wisatawan, pemilik kelotok mempercantik kelotok mereka dengan mengecat kelotok, bahkan membuat lukisan warna-warni di atap perahu motor tersebut.
Mereka juga memasang kursi di bagian atap agar wisatawan bisa duduk dengan nyaman menikmati pemandangan aktivitas masyarakat dan sejumlah objek di sepanjang sungai yang dilewati.
Baca juga: Pria ini bunuh orang yang menghalanginya menyerang penabraknya
Wisatawan mengaku tertarik menikmati wisata susur sungai karena bisa mengusir kebosanan di masa pandemi COVID-19. Selain itu, wisata ini dinilai lebih aman dibanding ke tempat-tempat keramaian yang sangat berisiko penularan COVID-19.
"Selain kita bisa bersantai, dengan cara ini kita juga telah membantu masyarakat, khususnya para motoris kelotok untuk mendapatkan penghasilan. Di masa pandemi COVID-19 ini semua sedang kesusahan, makanya kita harus saling bantu," kata Niah, salah seorang wisatawan lokal.
Sementara itu Hamdanah, wisatawan lainnya berharap pemerintah daerah mendukung agar wisata susur sungai tersebut terus dikembangkan. Dampaknya sangat positif terhadap ekonomi masyarakat.
"Pemerintah daerah diharapkan membantu agar wisata susur sungai ini semakin berkembang, aman dan nyaman, seperti memberikan bantuan jaket atau pelampung supaya aman. Selain itu diperlukan bantuan pengecatan baru agar kelotok-kelotok tersebut menjadi indah dan menarik," demikian Hamdanah.
Baca juga: Beredar kabar seorang bayi di Kotim dibawa kabur empat perempuan
Baca juga: Dinas Kesehatan ingatkan penerapan protokol pencegahan COVID-19 dalam pilkada