Ini penjelasan KPU Kotim terkait hasil reaktif 92 orang petugasnya
Sampit (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menyatakan pelaksanaan tahapan pemilu kepala daerah tetap berjalan meski tes cepat COVID-19 sebanyak 92 orang jajarannya menunjukkan hasil reaktif.
"Mereka yang hasil rapid test reaktif kami minta melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan swab oleh Gugus Tugas. Mereka juga tidak kami libatkan dalam tahapan verifikasi faktual yang saat ini berlangsung," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Senin.
KPU Kotawaringin Timur melaksanakan tes cepat atau "rapid test" COVID-19 secara bertahap terhadap semua penyelenggara pilkada di jajaran mereka. Ini sesuai perintah KPU Pusat bahwa tes cepat harus dilakukan, apalagi petugas akan melakukan verifikasi faktual dukungan bakal calon perseorangan sehingga berinteraksi dengan banyak orang.
Berdasarkan data, total ada 1.122 orang yang mengikuti tes cepat yang dilaksanakan bertahap selama empat hari. Dari jumlah tersebut, ada 92 spesimen yang dinyatakan reaktif atau sekitar 8,2 persen.
Saat ini verifikasi faktual dukungan bakal calon perseorangan mulai berjalan. Siti Fathonah menegaskan bahwa mereka yang bertugas di lapangan adalah mereka yang hasil tes cepat COVID-19 negatif atau nonreaktif.
Pihaknya berharap hasil swab 92 orang tersebut menunjukkan negatif COVID-19. Jika ternyata ada yang hasil swab positif, maka penanganannya dilakukan sesuai protokol kesehatan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
"Kalau dari mereka tidak bisa menjalankan tugas karena ada positif, maka sesuai aturan bahwa mereka yang berada (kewenangan) satu tingkat di atasnya yang bisa mengambil alih pelaksanaan tugasnya. Mudah-mudahan saja semau hasil swab negatif," kata Siti Fathonah.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 asal Kotim meninggal di Palangka Raya
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam mengatakan, pemeriksaan swab telah dilakukan dan saat ini dalam proses di laboratorium di Palangka Raya.
"Ini menandakan bahwa kalau berdasarkan peta sebaran potensi COVID-19, Kabupaten Kotawaringin Timur masih tetap harus waspada. Ke depan akan ada tahapan-tahapan pilkada, maka sesuai petunjuk KPU pusat harus dilakukan "rapid test" lagi untuk memastikan kondisi kesehatan petugas sehingga pelaksanaan pilkada tetap berjalan lancar," kata Multazam.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, mereka yang hasil spesimen reaktif wajib menjalani pemeriksaan swab. Jika ada yang terkonfirmasi positif maka Gugus Tugas akan melakukan isolasi sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19.
"Kita harap bisa segera dapatkan hasilnya sehingga jika negatif maka bisa segera menjalankan tugas melaksanakan pilkada. Mudah-mudahan tidak ada yang positif," kata Faisal.
Terkait jumlah 92 orang yang reaktif, Faisal menyebut persentase 8,2 persen tersebut masih kategori wajar. Meski begitu ini tentu ditangani secara serius agar mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus dan pilkada 9 Desember nanti berjalan lancar.
Baca juga: Capaian Program KB Kotim jauh lampaui target
Baca juga: Kasus dugaan penculikan bayi di Kotim berakhir damai
"Mereka yang hasil rapid test reaktif kami minta melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan swab oleh Gugus Tugas. Mereka juga tidak kami libatkan dalam tahapan verifikasi faktual yang saat ini berlangsung," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur Siti Fathonah Purnaningsih di Sampit, Senin.
KPU Kotawaringin Timur melaksanakan tes cepat atau "rapid test" COVID-19 secara bertahap terhadap semua penyelenggara pilkada di jajaran mereka. Ini sesuai perintah KPU Pusat bahwa tes cepat harus dilakukan, apalagi petugas akan melakukan verifikasi faktual dukungan bakal calon perseorangan sehingga berinteraksi dengan banyak orang.
Berdasarkan data, total ada 1.122 orang yang mengikuti tes cepat yang dilaksanakan bertahap selama empat hari. Dari jumlah tersebut, ada 92 spesimen yang dinyatakan reaktif atau sekitar 8,2 persen.
Saat ini verifikasi faktual dukungan bakal calon perseorangan mulai berjalan. Siti Fathonah menegaskan bahwa mereka yang bertugas di lapangan adalah mereka yang hasil tes cepat COVID-19 negatif atau nonreaktif.
Pihaknya berharap hasil swab 92 orang tersebut menunjukkan negatif COVID-19. Jika ternyata ada yang hasil swab positif, maka penanganannya dilakukan sesuai protokol kesehatan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
"Kalau dari mereka tidak bisa menjalankan tugas karena ada positif, maka sesuai aturan bahwa mereka yang berada (kewenangan) satu tingkat di atasnya yang bisa mengambil alih pelaksanaan tugasnya. Mudah-mudahan saja semau hasil swab negatif," kata Siti Fathonah.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 asal Kotim meninggal di Palangka Raya
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Multazam mengatakan, pemeriksaan swab telah dilakukan dan saat ini dalam proses di laboratorium di Palangka Raya.
"Ini menandakan bahwa kalau berdasarkan peta sebaran potensi COVID-19, Kabupaten Kotawaringin Timur masih tetap harus waspada. Ke depan akan ada tahapan-tahapan pilkada, maka sesuai petunjuk KPU pusat harus dilakukan "rapid test" lagi untuk memastikan kondisi kesehatan petugas sehingga pelaksanaan pilkada tetap berjalan lancar," kata Multazam.
Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur dr Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, mereka yang hasil spesimen reaktif wajib menjalani pemeriksaan swab. Jika ada yang terkonfirmasi positif maka Gugus Tugas akan melakukan isolasi sesuai protokol kesehatan penanganan COVID-19.
"Kita harap bisa segera dapatkan hasilnya sehingga jika negatif maka bisa segera menjalankan tugas melaksanakan pilkada. Mudah-mudahan tidak ada yang positif," kata Faisal.
Terkait jumlah 92 orang yang reaktif, Faisal menyebut persentase 8,2 persen tersebut masih kategori wajar. Meski begitu ini tentu ditangani secara serius agar mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus dan pilkada 9 Desember nanti berjalan lancar.
Baca juga: Capaian Program KB Kotim jauh lampaui target
Baca juga: Kasus dugaan penculikan bayi di Kotim berakhir damai