Nanga Bulik (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berencana menerapkan secara bertahap proses belajar mengajar langsung di sekolah atau tatap muka.
Penerapan secara bertahap itu dilakukan setelah adanya perubahan status dari zona merah ke zona hijau penyebaran virus corona atau COVID-19, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lamandau Abdul Kohar di Nanga Bulik, Rabu.
"Kami sudah membuat surat edaran terkait proses belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021 secara tatap muka di sekolah yang dibuka secara bertahap," ungkapnya.
Dikatakan, akibat pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Lamandau sejak lima bulan yang lalu, dialihkan ke rumah peserta didik atau dalam jaringan (Daring) maupun luar jaringan (Luring).
Mantan Camat Bulik itu mengatakan, sebelumnya Bupati Lamandau Hendra Lesmana telah mengeluarkan surat edaran tentang status Kabupaten Lamandau yang sudah 0 positif COVID-19, dan surat edaran tersebut ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Ditegaskannya, terkait dengan 0 positif COVID-19 di Bumi Bahaum Bakuba, ada sejumlah kecamatan yang berada di zona putih sejak awal pandemi COVID-19 lantaran tidak pernah ditemui adanya kasus serupa di kecamatan tersebut.
"Ada sejumlah kecamatan yang tidak pernah ditemui kasus positif COVID-19 dan masuk zona putih, seperti Kecamatan Lamandau, Bulik Timur, Belantikan Raya, Menthobi Raya, Delang dan Kecamatan Batang Kawa," kata Abdul Kohar.
Kemudian, lanjut dia, untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar akan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah untuk penerapan protokol kesehatannya, termasuk bagaimana mengatur jumlah siswa dalam setiap ruang kelas, dan rencananya untuk setiap kelas dalam setiap ruangnya hanya terdiri dari 15 orang, dan pelaksanaan KBM secara langsung akan dilakukan secara bertahap.
Baca juga: Pemkab Lamandau luncurkan aplikasi LAPOR HERO
Ia menegaskan, untuk sekolah yang mendapat prioritas pelaksanaan KBM tatap muka adalah sekolah yang berada di wilayah yang tidak ada sinyal jaringan internet, serta sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit, serta aksesnya jauh dari keluar masuk orang dari luar.
Di samping itu menurutnya, sekolah harus sudah mempersiapkan SOP tatap muka, hal itu dimulai dari pagar sekolah dan sekolah tersebut hanya menggunakan satu pintu untuk akses keluar masuk, serta mempersiapkan guru piket untuk melakukan pengecekan suhu tubuh siswa, serta terdapat tempat cuci tangan di sekolah tersebut.
Ia mengungkapkan dari 145 sekolah jenjang SD, ada 26 sekolah yang diberikan izin melaksanakan KBM tatap muka, serta 20 sekolah dari 45 sekolah jenjang SMP yang diberikan izin.
Dan untuk diketahui bahwa proses KBM tatap muka sudah berjalan sejak 3 Agustus 2020 lalu, bahkan hingga saat ini sudah masuk sejumlah permohonan dari sekolah yang menyatakan siap melaksanakan KBM tatap muka.
"Sekolah yang melaksanakan KBM tatap muka sudah mendapat persetujuan wali murid, diketahui Dinas Kesehatan melalui Puskesmas terdekat, serta Camat setempat yang merupakan ketua gugus tugas COVID-19," demikian Abdul Kohar.
Baca juga: Realisasi APBD Lamandau belum mencapai target
Baca juga: Gubernur salurkan bantuan paket sembako kepada warga terdampak banjir di Lamandau