Sektor pertanian berpotensi menjadi penopang ekonomi Kotim

id Sektor pertanian berpotensi menjadi penopang ekonomi Kotim, pemkab Kotim, Kotawaringin Timur, marjuki

Sektor pertanian berpotensi menjadi penopang ekonomi Kotim

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Marjuki. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Sektor pertanian di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sangat potensial untuk terus dikembangkan, bahkan diharapkan bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat di daerah ini.

"Kami ingin mewujudkan pertanian menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat dan daerah kita. Potensinya masih sangat besar. Bahkan di tengah pandemi COVID-19 saat ini, sektor pertanian tetap eksis karena pasti selalu dibutuhkan masyarakat," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Marjuki di Sampit, Minggu.

Minat masyarakat untuk kembali menggeluti bidang pertanian terus meningkat. Ini sangat sejalan dengan upaya pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong kembali bangkitnya sektor ini, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional dan daerah.

Hasil pendataan, ada 1.150 kelompok tani tersebar di 17 kecamatan di Kotawaringin Timur. Sementara itu jumlah petani sebanyak 31.582 orang dengan lahan yang digarap seluas 73.799,1 hektare.

Jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yaitu 110 kelompok tani dengan jumlah anggota 3.389 petani. Namun jumlah luas lahan terbesar terdapat di Kecamatan Cempaga dengan luasan 20.445 hektare.

Pemerintah daerah terus mendorong petani meningkatkan produktivitas pertanian. Harapannya, peningkatan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

Untuk mengamankan ketahanan pangan daerah, pemerintah sudah menetapkan kawasan selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut sebagai kawasan penyangga pangan daerah.

Kawasan itu, khususnya di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kotawaringin Timur. Kawasan tersebut tidak diberikan izin untuk perusahaan besar perkebunan dengan tujuan agar produksi pangan tidak terganggu.

"Luas panen padi di Desa Lampuyang sampai 12.000 hektare. Rata-rata panen saat ini memang baru satu kali. Ini terbesar dalam 34.000 hektare total luas panen Kotawaringin Timur. Rata-rata hasil panen saat ini sekitar 3,1 sampai 3,5 ton per hektare," ujar Marjuki.

Meski berstatus Pelaksana Tugas Kepala Dinas, pria yang juga menjabat Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah ini berupaya keras melakukan perubahan-perubahan untuk mendorong peningkatan sektor pertanian.

Penataan akan dilakukan, tidak terkecuali di internal, seperti dalam hal pengelolaan data. Tujuannya agar pemetaan potensi dan kendala sehingga akan lebih memudahkan dalam pengambilan kebijakan dan menyalurkan bantuan agar tepat sasaran.

Baca juga: Diduga jenuh, seorang pasien COVID-19 di RSUD Murjani jebol kamar perawatan

Marjuki mencontohkan, bantuan alat produksi pertanian akan didata lagi secara rinci sehingga terlihat jelas sebaran distribusi bantuan. Dengan begitu, akan mudah untuk menentukan kelompok tani mana yang belum tersentuh bantuan dan mana yang harus diprioritaskan.

Pengaturan penggunaan alat produksi pertanian atau alsintan bantuan pemerintah kepada petani juga dirasa perlu dilakukan. Hal itu untuk menyiasati masih terbatasnya bantuan yang diberikan sehingga kelompok tani lainnya juga tetap bisa memanfaatkan alat tersebut dengan pengaturan jadwal.

Sementara itu, pekan lalu Bupati Supian Hadi menyerahkan Kartu Tani untuk 5.750 petani yang penyerahannya dilakukan secara simbolis kepada petani di Desa Lampuyang.

Kartu Tani memiliki banyak manfaat, seperti kemudahan mendapatkan pupuk, memasarkan hasil panen, mengakses permodalan, mendapatkan bantuan pemerintah pusat dan manfaat lainnya.

Baca juga: Penyelenggara Pilkada Kotim harus tingkatkan kepercayaan publik

Baca juga: Jenazah pelajar SMP tenggelam di Sungai Mentaya akhirnya ditemukan