Sampit (ANTARA) - Jenazah seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, yang tenggelam saat mandi di Sungai Mentaya pada Rabu (16/9) sore, akhirnya ditemukan pada Jumat siang.
"Jenazahnya sudah ditemukan tadi pukul 12.30 WIB. Jenazah ditemukan sekitar 100 meter dari tempat dia tenggelam," kata Kepala Badan SAR Nasional Pos Sampit, Suprapto di Sampit, Jumat.
Bocah laki-laki yang duduk di kelas I SMP itu hilang saat mandir di Sungai Mentaya bersama teman-temannya. Bocah malang itu diketahui memang tidak terlalu mahir berenang, namun dia tetap ikut berenang dengan teman-temannya.
Kejadian nahas tersebut terekam kamera tersembunyi dari sebuah bangunan di sekitar lokasi kejadian di Jalan Iskandar 30 Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Rekaman video itu pula yang akhirnya menjadi bukti bahwa korban memang tenggelam.
Korban awalnya berenang bersama beberapa rekaman, namun kemudian korban diduga mulai kesulitan berenang, sementara teman-temannya yang lain sudah berada di depan. Tidak berapa lama, korban akhirnya tenggelam.
Kejadian itu diduga tidak disadari oleh teman-teman korban karena mereka berada di depan sehingga tidak melihat kejadian yang dialami korban. Musibah ini baru diketahui malam hari ketika keluarga mencari korban karena tidak juga pulang hingga Magrib tiba.
Baca juga: Seorang pelajar SMP hilang di Sungai Mentaya
Malam itu juga pencarian pun langsung dilakukan oleh tim gabungan bersama warga setempat, namun tidak membuahkan hasil. Pencarian dilanjutkan pada Kamis kemarin dengan memperluas wilayah penyisiran, namun korban belum juga ditemukan.
Pencarian kembali dilanjutkan mulai Jumat pagi. Petugas bersama warga yang tidak kenal lelah menyisir perairan sekitar lokasi kejadian, akhirnya menemukan jenazah korban mengambang, sekitar 100 meter dari lokasi dia tenggelam.
Jenazah bocah malang itu kemudian dievakuasi ke rumah sakit. Selanjutnya jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Kami mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Para orangtua juga kami minta meningkatkan pengawasan terhadap anak mereka yang beraktivitas di sungai karena rawan terjadi hal tidak diinginkan," demikian Suprapto.
Baca juga: Pekerja sawit di Kotim ditemukan meninggal di kebun yang kebanjiran
Baca juga: Nakhoda diduga tenggelam bersama kapalnya yang karam di Sungai Mentaya