Disbudpar Kotim apresiasi kepedulian pemuda lestarikan kebudayaan dan promosi pariwisata
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, mengapresiasi kepedulian pemuda dalam membantu promosi pariwisata dan kebudayaan sekaligus pelestariannya sehingga semakin dikenal masyarakat luas.
"Kontribusi pemuda Kotawaringin Timur dalam membantu promosi pariwisata dan pelestarian budaya sangat luar biasa. Khususnya dalam tiga tahun terakhir, mereka bersinergi bersama pemerintah untuk mendukung setiap kegiatan pariwisata dan kebudayaan, selain yang mereka lakukan secara mandiri," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Selasa.
Hal itu diungkapkan Fajrurrahman usai membuka sosialisasi peran pemuda dalam pemajuan kebudayaan dan kearifan lokal yang dilaksanakan di gedung KNPI Kotawaringin Timur. Hadir sebagai narasumber yaitu Burhanudin selaku pemerhati budaya, Elwani Sarwando selaku seniman dan Wahyu Saputra selaku konten kreator.
Fajrurrahman mengatakan, kebudayaan sangat penting sebagai bagian dari identitas masyarakat. Diperlukan kepedulian semua pihak untuk melestarikannya agar bisa bertahan di tengah gempuran derasnya budaya asing.
Geliat menggembirakan ditunjukkan generasi muda di daerah ini dalam membantu melestarikan budaya yang juga merupakan bagian dari promosi wisata. Aktivitas positif itu dilakukan para seniman, budayawan, kelompok peduli pelestarian bahasa Sampit dan lainnya.
Dalam hal promosi pariwisata, pemerintah daerah juga sangat terbantu karena generasi muda di era kemajuan teknologi informasi ini, sangat aktif mempromosikan pariwisata daerah dengan berbagai cara mereka. Untuk itulah pihaknya juga dengan sangat terbuka merangkul dan memfasilitasi upaya-upaya yang dilakukan generasi muda.
Menurut Fajrurrahman, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pelestarian budaya yakni agar mampu bertahan, mampu mengakomodasi, mampu mengendalikan, mampu mengintegrasikan dan mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
"Kami memiliki keterbatasan sehingga kami sangat terbantu dengan inovasi generasi muda dalam membantu pelestarian budaya dan promosi pariwisata. Kami juga siap memfasilitasi ide-ide kegiatan yang kami nilai memang sangat bagus untuk didukung dalam pelestarian serta pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan," ujar Fajrurrahman.
Elwani Sarwando atau akrab disapa Iwan, seorang seniman Kotawaringin Timur mengatakan, pengaruh budaya luar memang sulit dihindari. Untuk itulah masyarakat harus terus gencar dan memperkuat upaya-upaya pelestarian kebudayaan daerah sendiri.
"Peleburan budaya menimbulkan budaya, bahasa dan hal-hal baru. Sekarang banyak kesenian yang semakin langka seperti mamanda, batirik dan lainnya. Bahasa Sampit juga banyak ditinggalkan anak muda, makanya kita yang peduli juga harus gencar melestarikannya," katanya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan kampanye jangan sampai picu penularan COVID-19
Wahyu Saputra atau akrab disapa Wawah, seorang konten kreator Kotawaringin Timur memotivasi sesama generasi muda untuk tidak takut berkreasi dan bersaing karena kemampuan pemuda daerah ini tidak kalah dengan daerah lain. Jika belum menjadi juara, itu merupakan bagian pembelajaran dan pengalaman sehingga bisa terus memperbaiki kekurangan dalam mencapai prestasi terbaik.
"Jangan takut asal tidak malas belajar, berlatih dan berbagi. Karya di daerah dan potensi lokal memiliki khas dan menarik. Kita bisa dan mampu. Saya sedih anak muda selalu beralasan minim dana. Lihat sekeliling kita, pasti ada yang bisa menjadi karya dengan memanfaatkan peralatan dan potensi yang ada," kata Wawah.
Sementara itu, pemerhati budaya Kotawaringin Timur, Burhanudin atau akrab disapa Anjang Ibuy mendorong generasi muda untuk aktif membantu pelestarian budaya dan promosi pariwisata. Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus membuktikan secara nyata keberpihakan terhadap pelestarian budaya melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
"Kebijakan daerah misalnya mewajibkan hotel atau perkantoran perusahaan menyematkan ornamen khas daerah pada bangunan dan nama-nama lokal sebagai nama ruangan. Selain itu, perlu adanya acuan bersama dalam banyak hal seperti pembuatan batik Sampit, sehingga ada keseragaman yang khas, seperti halnya batik sasirangan di Kalimantan Selatan," demikian Burhanudin.
Baca juga: DPRD Kotim pertanyakan mekanisme pengelolaan parkir
Baca juga: Belum semua SMP di Sampit siap melaksanakan pembelajaran tatap muka
"Kontribusi pemuda Kotawaringin Timur dalam membantu promosi pariwisata dan pelestarian budaya sangat luar biasa. Khususnya dalam tiga tahun terakhir, mereka bersinergi bersama pemerintah untuk mendukung setiap kegiatan pariwisata dan kebudayaan, selain yang mereka lakukan secara mandiri," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Fajrurrahman di Sampit, Selasa.
Hal itu diungkapkan Fajrurrahman usai membuka sosialisasi peran pemuda dalam pemajuan kebudayaan dan kearifan lokal yang dilaksanakan di gedung KNPI Kotawaringin Timur. Hadir sebagai narasumber yaitu Burhanudin selaku pemerhati budaya, Elwani Sarwando selaku seniman dan Wahyu Saputra selaku konten kreator.
Fajrurrahman mengatakan, kebudayaan sangat penting sebagai bagian dari identitas masyarakat. Diperlukan kepedulian semua pihak untuk melestarikannya agar bisa bertahan di tengah gempuran derasnya budaya asing.
Geliat menggembirakan ditunjukkan generasi muda di daerah ini dalam membantu melestarikan budaya yang juga merupakan bagian dari promosi wisata. Aktivitas positif itu dilakukan para seniman, budayawan, kelompok peduli pelestarian bahasa Sampit dan lainnya.
Dalam hal promosi pariwisata, pemerintah daerah juga sangat terbantu karena generasi muda di era kemajuan teknologi informasi ini, sangat aktif mempromosikan pariwisata daerah dengan berbagai cara mereka. Untuk itulah pihaknya juga dengan sangat terbuka merangkul dan memfasilitasi upaya-upaya yang dilakukan generasi muda.
Menurut Fajrurrahman, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pelestarian budaya yakni agar mampu bertahan, mampu mengakomodasi, mampu mengendalikan, mampu mengintegrasikan dan mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
"Kami memiliki keterbatasan sehingga kami sangat terbantu dengan inovasi generasi muda dalam membantu pelestarian budaya dan promosi pariwisata. Kami juga siap memfasilitasi ide-ide kegiatan yang kami nilai memang sangat bagus untuk didukung dalam pelestarian serta pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan," ujar Fajrurrahman.
Elwani Sarwando atau akrab disapa Iwan, seorang seniman Kotawaringin Timur mengatakan, pengaruh budaya luar memang sulit dihindari. Untuk itulah masyarakat harus terus gencar dan memperkuat upaya-upaya pelestarian kebudayaan daerah sendiri.
"Peleburan budaya menimbulkan budaya, bahasa dan hal-hal baru. Sekarang banyak kesenian yang semakin langka seperti mamanda, batirik dan lainnya. Bahasa Sampit juga banyak ditinggalkan anak muda, makanya kita yang peduli juga harus gencar melestarikannya," katanya.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan kampanye jangan sampai picu penularan COVID-19
Wahyu Saputra atau akrab disapa Wawah, seorang konten kreator Kotawaringin Timur memotivasi sesama generasi muda untuk tidak takut berkreasi dan bersaing karena kemampuan pemuda daerah ini tidak kalah dengan daerah lain. Jika belum menjadi juara, itu merupakan bagian pembelajaran dan pengalaman sehingga bisa terus memperbaiki kekurangan dalam mencapai prestasi terbaik.
"Jangan takut asal tidak malas belajar, berlatih dan berbagi. Karya di daerah dan potensi lokal memiliki khas dan menarik. Kita bisa dan mampu. Saya sedih anak muda selalu beralasan minim dana. Lihat sekeliling kita, pasti ada yang bisa menjadi karya dengan memanfaatkan peralatan dan potensi yang ada," kata Wawah.
Sementara itu, pemerhati budaya Kotawaringin Timur, Burhanudin atau akrab disapa Anjang Ibuy mendorong generasi muda untuk aktif membantu pelestarian budaya dan promosi pariwisata. Di sisi lain, pemerintah daerah juga harus membuktikan secara nyata keberpihakan terhadap pelestarian budaya melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
"Kebijakan daerah misalnya mewajibkan hotel atau perkantoran perusahaan menyematkan ornamen khas daerah pada bangunan dan nama-nama lokal sebagai nama ruangan. Selain itu, perlu adanya acuan bersama dalam banyak hal seperti pembuatan batik Sampit, sehingga ada keseragaman yang khas, seperti halnya batik sasirangan di Kalimantan Selatan," demikian Burhanudin.
Baca juga: DPRD Kotim pertanyakan mekanisme pengelolaan parkir
Baca juga: Belum semua SMP di Sampit siap melaksanakan pembelajaran tatap muka