Halikinnor-Irawati paling berpeluang menangi Pilkada Kotim

id Halikinnor-Irawati paling berpeluang menangi Pilkada Kotim, pilkada Kotim, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono

Halikinnor-Irawati paling berpeluang menangi Pilkada Kotim

Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono memaparkan hasil survei mereka terkait pasangan calon yang paling berpeluang memenangkan Pilkada Kotim nanti, Jumat (4/12/2020). ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menunjukkan pasangan Halikinnor-Irawati paling berpeluang memenangi pemilu kepala daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah pada 9 Desember nanti.

"Secara statistik, kans terbesar atau potensial memenangkan pilkada nanti adalah pasangan Halikinnor-Irawati karena jarak selisih dengan pasangan calon lain sudah di atas "margin error", bahkan mencapai dua digit. Dengan sisa waktu lima hari ini, itu sangat sulit terkejar," kata Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono di Sampit, Jumat.

LSKP-LSI Denny JA melakukan survei sebanyak dua kali yakni pada September dan November 2020. Survei terakhir dilaksanakan pada 23 sampai 29 November lalu dengan jumlah responden sebanyak 440 orang yang tersebar merata di semua kecamatan.

Survei menggunakan metode sampling multistage random sampling. Sampel responden terdiri dari laki-laki dan perempuan masing-masing 50 persen.

Wawancara kepada responden dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error dalam survei ini sekitar 4,8 persen dan hasilnya tetap dapat diandalkan.

Survei pada September lalu menunjukkan hasil pasangan Halikinnor-Irawati unggul dengan memperoleh dukungan 17,50 persen, Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad memperoleh 17,10 persen, Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi memperoleh 14,32 persen dan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin memperoleh 12,95 persen. Sedangkan jumlah warga yang belum menentukan pilihan saat itu sebesar 38,13 persen.

Sementara itu hasil survei di akhir November, perolehan dukungan pasangan Halikinnor-Irawati semakin besar yakni 36,82 persen, Suprianti Rambat-Muhammad memperoleh 21,59 persen, Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi memperoleh 10,68 persen dan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin memperoleh 20,68 persen. Sementara itu jumlah warga yang belum menentukan pilih jauh berkurang yakni hanya tersisa sekitar 10,23 persen.

Sunarto menjelaskan, hasil survei yang mereka lakukan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Dalam dua kali survei tersebut, perolehan dukungan pasangan Halikinnor-Irawati tetap menjadi tertinggi, bahkan meningkat signifikan.

"Kami sudah 10 tahun bergelut di bidang ini. Kami tidak main-main karena hasilnya pasti dibandingkan dengan hasil resmi KPU nanti. Bagi kami, reputasi di atas segalanya karena kredibilitas dipertaruhkan," tegas Sunarto.

Berdasarkan pengalaman selama ini, hasil penghitungan akhir oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan LSKP-LSI Denny JA. Seperti pada Pilkada Kotawaringin Timur tahun 2015 lalu, perbedaan hasil survei mereka dengan hasil akhir penghitungan KPU hanya selisih 0,13 persen.

Begitu pula hasil "quick count" atau hitung cepat yang mereka lakukan, selama ini selisihnya kurang dari satu persen dibanding hasil akhir penghitungan perolehan suara oleh KPU.

Sunarto menegaskan, pihaknya memang tidak menyebut hasil survei tersebut sebagai hasil pasti, tetapi merupakan peluang kemenangan. Namun menurutnya, kecil kemungkinan terjadi perubahan signifikan, kecuali terjadi hal luar biasa atau biasa disebut "badai politik" yang membuat pengaruh besar terhadap dukungan pemilih.

Kejadian luar biasa yang mungkin terjadi itu salah satunya adalah kemungkinan terjadinya "money politics" atau politik uang secara masif dan terstruktur. Namun ini akan bertentangan dengan Badan Pengawas Pemilu dan aparat penegak hukum yang semakin memperketat pengawasan untuk mencegah kecurangan tersebut.

Apalagi berdasarkan survei itu pula, sebagian besar responden tidak membenarkan praktik politik uang tersebut. Hal ini berkaitan pula dengan pemilih rasional yang menentukan pilihan berdasarkan hasil pertimbangan masing-masing.

"Kalau saya seorang calon dalam pilkada, dengan melihat selisih perolehan dukungan sebesar itu, saya pasti tidak tertarik melakukan politik uang. Lebih baik uangnya diinvestasikan atau buat modal usaha," timpal Sunarto.


Pengaruh Supian Hadi

Berdasarkan data hasil survei tersebut, popularitas dan kesukaan pemilih kepada pasangan Halikinnor-Irawati meningkat tajam. Kenaikan dukungan terhadap pasangan yang akrab disapa HARATI ini semakin tidak terkejar oleh pasangan calon lainnya.

Lebih rinci, kenaikan popularitas dan kesukaan pemilih terhadap Irawati naik signifikan. Peningkatan diperoleh politisi yang merupakan adik kandung Bupati Supian Hadi itu bahkan melampaui peningkatan yang dicapai Halikinnor.

"Saya menganalisis itu karena dampak incumbent yaitu Bupati Supian Hadi. Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Supian Hadi sangat tinggi. Supian Hadi menjadi "king maker" atau mempunyai kekuatan mempromosikan pasangan Halikinnor-Irawati. Kepuasan masyarakat terhadap Supian Hadi berimbas positif terhadap pasangan Halikinnor-Irawati," jelas Sunarto.

Baca juga: Legislator Kotim dorong kemudahan permodalan dukung pemulihan ekonomi

Terlepas dari berbagai masalah yang menimpa Supian Hadi, hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja bupati dua periode itu masih sangat tinggi. Angkanya cukup fantastis yakni mencapai 77 persen, bahkan mengalahkan tingkat kepuasan masyarakat DKI Jakarta kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat memimpin ibu kota dengan banyak kemajuan yang dicapainya.

Responden percaya pasangan Halikinnor-Irawati akan mampu melanjutkan kemajuan pembangunan seperti yang dilakukan Supian Hadi. Apalagi Halikinnor yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah dan Irawati sebagai anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dinilai sudah menunjukkan kinerjanya dalam membantu masyarakat.

"Pemilih militan pasangan ini juga lebih tinggi. Analisa saya kemungkinan besar pasangan Halikinnor-Irawati susah dikejar karena selisih sudah jauh. Pengalaman saya, kenaikan standar dalam satu bulan hanya 3 persen. Itu pun sudah dengan berbagai cara. Saya menilai dalam waktu sempit ini, peluang ini susah dikejar, kecuali ada kejadian luar biasa," kata Sunarto.

Sunarto juga menyampaikan, saat hari pemungutan suara pada 9 Desember nanti pihaknya akan menggelar "quick count" atau hitung cepat perolehan suara. Dia meyakinkan pihaknya sudah bisa memperoleh hasil akhir dalam dua jam setelah pemungutan suara di TPS selesai. 

Baca juga: Kualitas terbaik dunia, rotan Sampit diincar di luar negeri