Bantuan pembuatan toilet cegah serangan buaya di Sungai Mentaya

id Bantuan pembuatan toilet cegah serangan buaya di Sungai Mentaya, DPRD Kotim, Bima Santoso, buaya, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, sungai mentaya

Bantuan pembuatan toilet cegah serangan buaya di Sungai Mentaya

Anggota DPRD Kotawaringin Timur, Bima Santoso. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Bima Santoso mengusulkan agar pemerintah daerah membantu pembuatan toilet di darat sebagai salah satu upaya mencegah terulangnya serangan buaya di Sungai Mentaya.

"Pemerintah kabupaten bisa membantu membuat tempat MCK (toilet) sehingga warga tidak lagi harus mandi atau buang air ke sungai. Dengan begitu, ini bisa mencegah terjadinya serangan buaya. Pembangunannya juga bisa dibantu dari dana desa, nanti kami dari DPRD juga akan membantu memperjuangkan," kata Bima di Sampit, Rabu.

Kemunculan dan serangan buaya di Sungai Mentaya dan anak-anak sungainya kembali meningkat. Selama 2020 lalu terjadi 11 kasus serangan buaya dan satu kasus terjadi di awal 2021 ini.

Kasus serangan buaya di awal tahun ini terjadi di Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pada Jumat (1/1) sekitar pukul 23.30 WIB. Seorang nenek bernama Bahriah (74) menderita putus tangan kiri dan patah kaki kiri setelah buaya besar menerkam tangannya saat dia mencuci tangan usai buang air besar di pinggir Sungai Mentaya.

Bima mengaku sangat prihatin mendengar kejadian itu, apalagi peristiwa itu terjadi di daerah pemilihan yang diwakilinya. Serangan buaya di Sungai Mentaya terus terjadi bahkan sudah pernah menelan korban jiwa.

Kejadian ini diharapkan menjadi perhatian bersama karena hingga saat ini masih banyak warga yang sehari-hari beraktivitas di sungai. Perlu langkah bersama agar kejadian yang meresahkan ini tidak terulang.

Baca juga: Legislator Kotim minta kerusakan jalan di Sampit segera diperbaiki

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini mengapresiasi langkah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang cepat merespons kejadian itu dengan memberi penyuluhan kepada warga, memasang papan peringatan waspada buaya bahkan hingga mengupayakan menangkap buaya tersebut.

Penanganan konflik buaya dengan manusia ini tidak bisa hanya ditumpukan kepada BKSDA. Perlu dukungan semua pihak, khususnya pemerintah daerah dalam upaya melindungi masyarakatnya dari ancaman satwa buas tersebut.

"Pemerintah daerah melalui instansi terkait juga harus memantau kondisi atau titik-titik yang berbahaya. Perlu juga andil dari pemerintah daerah agar kejadian seperti ini tidak terus terulang," kata Bima.

Untuk mencegah serangan buaya, Bima mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan mengurangi aktivitas di sungai, terlebih di saat yang dianggap rawan yakni ketika hari gelap.

Baca juga: Ini rincian usulan formasi penerimaan ASN Pemkab Kotim

Baca juga: Kotim matangkan persiapan vaksinasi COVID-19