Ketapang delapan kali raih juara umum MTQ Kotim
Sampit (ANTARA) - Kecamatan Mentawa Baru Ketapang sukses meraih gelar juara umum dalam Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-52 tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang dilaksanakan di Desa Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai pada 6 hingga 9 Februari.
"Ini adalah kedelapan kali Kecamatan Mentawa Baru Ketapang menjadi juara umum. Dan yang paling istimewa adalah tahun ini semua peserta yang kami tampilkan yaitu 18 orang, berhasil menjadi juara. Sebanyak 12 orang menjadi juara satu, sisanya juara dua, juara tiga dan juara harapan," kata Sekretaris Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Saadillah di Sampit, Rabu.
Rombongan tiba di Sampit pada Rabu siang setelah menempuh perjalanan lebih dari empat jam dari tempat kegiatan MTQ di Kecamatan Bukit Santuai yang lokasinya memang cukup jauh dari ibu kota kabupaten.
Rombongan membawa pulang 19 piala, terdiri dari 18 piala juara masing-masing cabang lomba dan satu piala besar sebagai juara umum. Piala juara umum kali ini merupakan piala tetap yang kembali diraih kecamatan ini.
Hasil akhir MTQ yang diikuti 17 krcamatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang menjadi juara umum I dengan total nilai 66, disusul Pulau Hanaut sebagai juara II dengan nilai 28, Baamang juara II dengan nilai 26, dan Telaga Antang juara IV dengan nilai 22.
Pencapaian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dinilai sesuai harapan. Apalagi, kecamatan ini memang tetap menggelar seleksi meski di tengah pandemi COVID-19 ini sehingga mereka yang diutus dalam setiap cabang lomba memang merupakan yang terbaik.
Keuntungan lainnya, peserta yang mewakili Kecamatan Mentawai Baru Ketapang sebagian besar merupakan peserta yang sudah sering meraih juara sehingga pengalaman dan persiapan mereka dinilai sudah cukup bagus.
Baca juga: Kanwil DJP Kalselteng serahkan tersangka pengemplang pajak ke Kejari Kotim
Setelah gelaran ini, LPTQ kecamatan dan kabupaten akan bersinergi membina para juara tersebut untuk dipersiapkan mengikuti MTQ tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang diperkirakan akan dilaksanakan pada Juni atau Juli 2022.
"Kami berharap mereka bukan hanya sekadar juara di kabupaten, tapi juara di provinsi. Kita punya unggulan yaitu ada dua peserta kita yang sudah sampai ke tingkat nasional dan kita berharap mereka itulah yang akan membawa nama baik Kotawaringin Timur melalui prestasinya nanti," harap Saadillah.
Camat Mentawa Baru Ketapang, Sutimin mengaku bangga atas prestasi yang berhasil diraih kafilah di kecamatan yang dipimpinnya itu. Ini merupakan hasil kerja keras dan kekompakan semua pihak dalam melakukan persiapan.
"Saya ucapkan terima kasih kepada LPTQ, pelatih, pendamping, keluarga dan peserta kita yang telah bekerja keras sehingga kita bisa meraih prestasi tertinggi ini. Ini juara umum kedelapan bagi kecamatan kita ini," kata Sutimin didampingi Sekretaris Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Huzaifah.
Sutimin berpesan kepada peserta yang berhasil menjadi juara untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan sebagai persiapan mengikuti MTQ tingkat provinsi. Dia yakin peserta bisa mempersembahkan penampilan dan prestasi terbaik untuk daerah ini.
Baca juga: Wacana pemekaran selatan Kotim perlu kajian mendalam
"Ini adalah kedelapan kali Kecamatan Mentawa Baru Ketapang menjadi juara umum. Dan yang paling istimewa adalah tahun ini semua peserta yang kami tampilkan yaitu 18 orang, berhasil menjadi juara. Sebanyak 12 orang menjadi juara satu, sisanya juara dua, juara tiga dan juara harapan," kata Sekretaris Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Saadillah di Sampit, Rabu.
Rombongan tiba di Sampit pada Rabu siang setelah menempuh perjalanan lebih dari empat jam dari tempat kegiatan MTQ di Kecamatan Bukit Santuai yang lokasinya memang cukup jauh dari ibu kota kabupaten.
Rombongan membawa pulang 19 piala, terdiri dari 18 piala juara masing-masing cabang lomba dan satu piala besar sebagai juara umum. Piala juara umum kali ini merupakan piala tetap yang kembali diraih kecamatan ini.
Hasil akhir MTQ yang diikuti 17 krcamatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang menjadi juara umum I dengan total nilai 66, disusul Pulau Hanaut sebagai juara II dengan nilai 28, Baamang juara II dengan nilai 26, dan Telaga Antang juara IV dengan nilai 22.
Pencapaian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dinilai sesuai harapan. Apalagi, kecamatan ini memang tetap menggelar seleksi meski di tengah pandemi COVID-19 ini sehingga mereka yang diutus dalam setiap cabang lomba memang merupakan yang terbaik.
Keuntungan lainnya, peserta yang mewakili Kecamatan Mentawai Baru Ketapang sebagian besar merupakan peserta yang sudah sering meraih juara sehingga pengalaman dan persiapan mereka dinilai sudah cukup bagus.
Baca juga: Kanwil DJP Kalselteng serahkan tersangka pengemplang pajak ke Kejari Kotim
Setelah gelaran ini, LPTQ kecamatan dan kabupaten akan bersinergi membina para juara tersebut untuk dipersiapkan mengikuti MTQ tingkat Provinsi Kalimantan Tengah yang diperkirakan akan dilaksanakan pada Juni atau Juli 2022.
"Kami berharap mereka bukan hanya sekadar juara di kabupaten, tapi juara di provinsi. Kita punya unggulan yaitu ada dua peserta kita yang sudah sampai ke tingkat nasional dan kita berharap mereka itulah yang akan membawa nama baik Kotawaringin Timur melalui prestasinya nanti," harap Saadillah.
Camat Mentawa Baru Ketapang, Sutimin mengaku bangga atas prestasi yang berhasil diraih kafilah di kecamatan yang dipimpinnya itu. Ini merupakan hasil kerja keras dan kekompakan semua pihak dalam melakukan persiapan.
"Saya ucapkan terima kasih kepada LPTQ, pelatih, pendamping, keluarga dan peserta kita yang telah bekerja keras sehingga kita bisa meraih prestasi tertinggi ini. Ini juara umum kedelapan bagi kecamatan kita ini," kata Sutimin didampingi Sekretaris Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Huzaifah.
Sutimin berpesan kepada peserta yang berhasil menjadi juara untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan sebagai persiapan mengikuti MTQ tingkat provinsi. Dia yakin peserta bisa mempersembahkan penampilan dan prestasi terbaik untuk daerah ini.
Baca juga: Wacana pemekaran selatan Kotim perlu kajian mendalam