Pangkalan Bun (ANTARA) - Festival Seloka tingkat pelajar SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Kalimantan Tengah yang dimulai hari ini diharapkan bisa menjadi sarana hiburan masyarakat di masa pandemi COVID-19, sekaligus melestarikan budaya daerah.
"Melalui Festival Seloka ini, bisa menjadi sarana hiburan di tengah pandemi Covid-19, juga merupakan iklan yang bertujuan untuk menggali kreativitas dan rasa memiliki terhadap budaya daerah atau lokal," kata Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah saat menghadiri pembukaan kegiatan ini di Komplek Istana Kuning, Pangkalan Bun, Selasa.
Ia menuturkan, Festival Seloka memiliki arti penting dan bermakna strategis dalam upaya melestarikan, sekaligus mewariskan peninggalan budaya Kotawaringin Barat, khususnya Seloka, kepada generasi penerus.
Ia pun mengapresiasi pelaksanaan festival ini, apalagi pesertanya merupakan generasi muda. Namun, lantaran masih dalam suasana pandemi COVID-19, Ahmadi mengingatkan supaya semua pihak yang terlibat tetap mengacu pada protokol kesehatan.
"Festival ini sangat konstruktif dan strategis dalam mendorong upaya membangun budaya bangsa. Harus kita lakukan untuk mengangkat harkat dan martabat daerah yang pada akhirnya akan menjadi kebanggaan kita bersama selaku masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat," ungkap politisi PDIP ini.
Ahmadi menyebut, partisipasi aktif dari peserta merupakan kunci dalam setiap penyelenggaraan kegiatan. Oleh sebab itu, ia meminta seluruh peserta Festival Seloka bersama-sama berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan.
Apalagi dengan adanya kemajuan Seloka diharapkan bisa menunjang pembangunan pariwisata di Kabupaten Kobar. Tidak menutup kemungkinan wisatawan datang ke kabupaten ini hanya untuk mendengarkan lantunan Seloka.
Seloka merupakan bentuk puisi melayu klasik berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Festival Seloka kali ini merupakan agenda kerja Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada 21 Februari setiap tahunnya. Hal ini merupakan kiasan dari lahir bahwa penguasaan bahasa seorang anak dimulai dengan perolehan bahasa pertama sejak kecil yang disebut bahasa ibu.
Baca juga: Tahan dua WNA, Polres Kobar berkoordinasi dengan Konsulat Tiongkok
Berita Terkait
DPMD Kapuas apresiasi Pemdes anggarkan penanganan stunting
Selasa, 7 Mei 2024 20:59 Wib
Petugas maktab diminta pahami latar belakang jamaah Indonesia
Selasa, 7 Mei 2024 20:48 Wib
Daftar penempatan hotel jamaah haji Indonesia di Makkah dan Madinah
Selasa, 7 Mei 2024 20:32 Wib
Pemkab Kotim komitmen wujudkan Kabupaten Layak Anak
Selasa, 7 Mei 2024 20:14 Wib
Dinkes Sukamara imbau masyarakat waspada peningkatan DBD
Selasa, 7 Mei 2024 20:05 Wib
SMK di Kalteng jajaki kerja sama dengan dunia industri
Selasa, 7 Mei 2024 19:41 Wib
Umsa Kotim gelar aksi bela Palestina
Selasa, 7 Mei 2024 19:39 Wib
Pemkab Kotim optimalkan posyandu untuk pendataan dan penanganan stunting
Selasa, 7 Mei 2024 19:26 Wib