Brimob Polda Kalteng latihan tingkatkan kemampuan anti anarkis
Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan Prosedur tetap Kapolri Nomor 1 Tahun 2010 tentang penanggulangan anarkis, personel Kompi 2 Batalyon B Pelopor Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Kalimantan Tengah melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan anti anarkis, untuk menghadapi tantangan tugas Polri kedepan yang semakin berat.
Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Kalteng Kombes Pol Bambang Widjanarko Baiin, Senin, di Palangka Raya mengatakan, bahwa dalam menangani demonstrasi massa seorang anggota Polri sangat rentan menjadi korban amukan massa yang bertindak anarkis.
"Bahkan sudah banyak kasus anggota Polri yang menjadi korban amukan massa dalam pengamanan demonstrasi yang sudah memasuki tahap situasi merah," kata Bambang.
Maka dari itu, sambung perwira Polri berpangkat melati tiga itu, untuk langkah antisipasi dan mengurangi peristiwa tersebut, perlu adanya latihan rutin yang dilaksanakan anggota.
Tujuannya agar saat terjadi kejadian tidak diinginkan itu, para personel yang ditugaskan dalam menghalau hal-hal yang dapat merugikan orang banyak, dapat diimplementasikan kemampuannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Latihan ini adalah upaya agar ketika personel yang bertugas untuk menghalau para demonstran hendak berbuat anarkis, setidaknya personel sudah tahu bagaimana cara mengantisipasinya," ungkap Bambang.
Ia menambahkan, dalam pelaksanaan latihan tetap menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan alat pendukung sarana dan prasarana seperti kendaraan roda dua, senjata api infinity atau tak terhingga, amunisi infinity dan tameng fiber.
"Semua peralatan yang digunakan untuk mengantisipasi demonstran pada saat latihan wajib dipergunakan, sehingga pada saat di lapangan personel benar-benar piawai dalam menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya," ungkapnya.
Ditegaskannya, saat ini kondisi kamtibmas di provinsi setempat masih sangat aman dan tidak ada gangguan berbahaya. Namun pihaknya tetap selalu waspada dan selalu mengarahkan personelnya untuk berlatih sesuai dengan fungsinya di satuan setempat.
"Ada kejadian ataupun tidak, kami tetap latihan mengenai hal tersebut sehingga ketika terjadi apa-apa di daerah setempat, seluruh personel sudah siap dengan bekal ilmu yang setiap hari dipelajarinya," demikian Bambang.
Baca juga: Pemkab Kotim gandeng UM Palangka Raya tingkatkan SDM aparatur
Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Kalteng Kombes Pol Bambang Widjanarko Baiin, Senin, di Palangka Raya mengatakan, bahwa dalam menangani demonstrasi massa seorang anggota Polri sangat rentan menjadi korban amukan massa yang bertindak anarkis.
"Bahkan sudah banyak kasus anggota Polri yang menjadi korban amukan massa dalam pengamanan demonstrasi yang sudah memasuki tahap situasi merah," kata Bambang.
Maka dari itu, sambung perwira Polri berpangkat melati tiga itu, untuk langkah antisipasi dan mengurangi peristiwa tersebut, perlu adanya latihan rutin yang dilaksanakan anggota.
Tujuannya agar saat terjadi kejadian tidak diinginkan itu, para personel yang ditugaskan dalam menghalau hal-hal yang dapat merugikan orang banyak, dapat diimplementasikan kemampuannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Latihan ini adalah upaya agar ketika personel yang bertugas untuk menghalau para demonstran hendak berbuat anarkis, setidaknya personel sudah tahu bagaimana cara mengantisipasinya," ungkap Bambang.
Ia menambahkan, dalam pelaksanaan latihan tetap menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan alat pendukung sarana dan prasarana seperti kendaraan roda dua, senjata api infinity atau tak terhingga, amunisi infinity dan tameng fiber.
"Semua peralatan yang digunakan untuk mengantisipasi demonstran pada saat latihan wajib dipergunakan, sehingga pada saat di lapangan personel benar-benar piawai dalam menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya," ungkapnya.
Ditegaskannya, saat ini kondisi kamtibmas di provinsi setempat masih sangat aman dan tidak ada gangguan berbahaya. Namun pihaknya tetap selalu waspada dan selalu mengarahkan personelnya untuk berlatih sesuai dengan fungsinya di satuan setempat.
"Ada kejadian ataupun tidak, kami tetap latihan mengenai hal tersebut sehingga ketika terjadi apa-apa di daerah setempat, seluruh personel sudah siap dengan bekal ilmu yang setiap hari dipelajarinya," demikian Bambang.
Baca juga: Pemkab Kotim gandeng UM Palangka Raya tingkatkan SDM aparatur