Bupati Kotim khawatir Pasar Ramadhan memicu klaster penularan COVID-19
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah masih mengkaji aspirasi pelaksanaan Pasar Ramadhan karena dikhawatirkan aktivitas di pasar tahunan ini akan memicu terjadinya penularan dan klaster COVID-19.
"Pasar Ramadhan kita kaji dulu karena kekhawatiran kita kalau kita adakan pasar Ramadhan, khawatirnya terjadi klaster baru. Apalagi kita ini dilalui jalan lintas kabupaten. Siapa tahu ada orang mampir membeli dan ternyata dia terpapar COVID-19 maka bisa menular padahal saat ini kasusnya mulai melandai," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Senin.
Halikinnor mengingatkan bahwa penukaran COVID-19 masih terjadi di Kotawaringin Timur meski mulai melandai. Justru itulah, penerapan protokol kesehatan harus terus digencarkan agar mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus dan dihentikan sehingga pandemi ini segera berakhir.
Pasar Ramadhan atau dikenal juga dengan sebutan Pasar Wadai memang salah satu bagian dari semaraknya bulan suci Ramadhan. Bahkan pemerintah daerah biasanya memfasilitasi Pasar Ramadhan di beberapa lokasi seperti di kawasan Taman Kota Sampit, Jalan Muchran Ali Kecamatan Baamang dan lainnya.
Sejak pandemi COVID-19 terjadi Maret 2020 lalu, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat sehingga tahun lalu tradisi menyediakan Pasar Ramadhan oleh pemerintah daerah, ditiadakan. Saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi sehingga diharapkan masyarakat memaklumi jika kebijakan yang sama juga kembali diambil pemerintah daerah.
Halikinnor memohon pengertian masyarakat, khususnya pedagang yang biasa berjualan di Pasar Ramadhan. Saat ini pemerintah masih fokus menangani pandemi COVID-19 agar segera berakhir.
Situasi saat ini dinilai perlu pertimbangan matang jika ingin melaksanakan Pasar Ramadhan karena penularan COVID-19 masih terjadi. Kerumunan yang biasa terjadi di Pasar Ramadhan rawan terjadi penularan COVID-19.
Baca juga: Pemkab Kotim gandeng UM Palangka Raya tingkatkan SDM aparatur
Halikinnor menegaskan, upaya pemulihan ekonomi tetap mengedepankan protokol kesehatan. Di situasi saat ini, kata Halikinnor, pedagang bisa memaksimalkan penjualan secara online sehingga kegiatan ekonomi bisa tetap berjalan.
"Mohon dimaklumi kondisi kura saat ini masih rawan. Harapan kita bersama, mudah-mudahan bulan puasa nanti COVID-19 semakin berkurang, bahkan kalau bisa berakhir karena beberapa wilayah sudah ada zona putih dan hijau," harap Halikinnor.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, jumlah kasus COVID-19 di daerah ini hingga Senin (29/3/2021) sudah sebanyak 1.669 kasus, terdiri dari 1.487 sembuh, 137 masih ditangani dan 45 orang meninggal dunia.
Halikinnor meminta masyarakat tidak menganggap remeh karena penularan virus mematikan itu masih terjadi. Dia mengimbau masyarakat selalu menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Polsek Telawang diresmikan perkuat kinerja Polres Kotim
"Pasar Ramadhan kita kaji dulu karena kekhawatiran kita kalau kita adakan pasar Ramadhan, khawatirnya terjadi klaster baru. Apalagi kita ini dilalui jalan lintas kabupaten. Siapa tahu ada orang mampir membeli dan ternyata dia terpapar COVID-19 maka bisa menular padahal saat ini kasusnya mulai melandai," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Senin.
Halikinnor mengingatkan bahwa penukaran COVID-19 masih terjadi di Kotawaringin Timur meski mulai melandai. Justru itulah, penerapan protokol kesehatan harus terus digencarkan agar mata rantai penularan COVID-19 bisa diputus dan dihentikan sehingga pandemi ini segera berakhir.
Pasar Ramadhan atau dikenal juga dengan sebutan Pasar Wadai memang salah satu bagian dari semaraknya bulan suci Ramadhan. Bahkan pemerintah daerah biasanya memfasilitasi Pasar Ramadhan di beberapa lokasi seperti di kawasan Taman Kota Sampit, Jalan Muchran Ali Kecamatan Baamang dan lainnya.
Sejak pandemi COVID-19 terjadi Maret 2020 lalu, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat sehingga tahun lalu tradisi menyediakan Pasar Ramadhan oleh pemerintah daerah, ditiadakan. Saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi sehingga diharapkan masyarakat memaklumi jika kebijakan yang sama juga kembali diambil pemerintah daerah.
Halikinnor memohon pengertian masyarakat, khususnya pedagang yang biasa berjualan di Pasar Ramadhan. Saat ini pemerintah masih fokus menangani pandemi COVID-19 agar segera berakhir.
Situasi saat ini dinilai perlu pertimbangan matang jika ingin melaksanakan Pasar Ramadhan karena penularan COVID-19 masih terjadi. Kerumunan yang biasa terjadi di Pasar Ramadhan rawan terjadi penularan COVID-19.
Baca juga: Pemkab Kotim gandeng UM Palangka Raya tingkatkan SDM aparatur
Halikinnor menegaskan, upaya pemulihan ekonomi tetap mengedepankan protokol kesehatan. Di situasi saat ini, kata Halikinnor, pedagang bisa memaksimalkan penjualan secara online sehingga kegiatan ekonomi bisa tetap berjalan.
"Mohon dimaklumi kondisi kura saat ini masih rawan. Harapan kita bersama, mudah-mudahan bulan puasa nanti COVID-19 semakin berkurang, bahkan kalau bisa berakhir karena beberapa wilayah sudah ada zona putih dan hijau," harap Halikinnor.
Sementara itu, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, jumlah kasus COVID-19 di daerah ini hingga Senin (29/3/2021) sudah sebanyak 1.669 kasus, terdiri dari 1.487 sembuh, 137 masih ditangani dan 45 orang meninggal dunia.
Halikinnor meminta masyarakat tidak menganggap remeh karena penularan virus mematikan itu masih terjadi. Dia mengimbau masyarakat selalu menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
Baca juga: Polsek Telawang diresmikan perkuat kinerja Polres Kotim