Pemkab Kotim berupaya cegah lonjakan harga sembako di tengah ekonomi sulit
Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, berupaya mencegah lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang dan selama bulan suci Ramadhan, terlebih saat ini ekonomi masyarakat sedang sulit imbas pandemi COVID-19.
"Kami berharap kesadaran pedagang besar. Mohon dibantu apalagi saat ini daya beli masyarakat sedang turun akibat pandemi. Jangan menumpuk barang. Pandemi COVID-19 membuat ekonomi terpuruk dan daya beli menurun," kata Halikinnor di Sampit, Selasa.
Halikinnor turun memantau harga sembako di Pusat Perbelanjaan Mentaya. Dia berbincang dengan sejumlah pedagang dan pembeli terkait kondisi harga kebutuhan pokok menjelang tibanya bulan suci Ramadhan.
Diketahui, ada beberapa komoditas yang mulai merangkak naik seperti kacang, melinjo, bawang, minyak goreng dan lainnya. Pedagang beralasan kenaikan itu sudah terjadi di tingkat agen atau pedagang besar, sehingga pedagang kecil harus menyesuaikan harga.
Jika saat ini harga naik, dikhawatirkan harga semakin naik saat bulan Ramadhan nanti. Halikinnor yakin pedagang kecil tidak ingin menaikkan harga karena akan membuat daya beli masyarakat semakin menurun, kecuali jika memang harga sudah naik di tingkat agen sehingga pedagang harus menyesuaikan harga jual.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian bersama instansi terkait lainnya diminta melakukan pengawasan dengan memeriksa gudang-gudang penyimpanan kebutuhan pokok. Hal ini untuk memastikan stok tersedia dan mencegah terjadinya penimbunan barang kebutuhan pokok.
Jika terjadi lonjakan tinggi harga kebutuhan pokok, pemerintah daerah mempertimbangkan kemungkinan melakukan operasi pasar. Namun ini akan dikaji mendalam agar tidak justru berdampak kurang baik terhadap pedagang karena saat ini saja daya beli masyarakat sedang turun.
"Saya akan bicarakan dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Kalau kenaikan harga signifikan maka kita akan lakukan misalnya operasi pasar. Tapi kita memantau dulu karena kita juga memikirkan pedagang yang ada karena mereka mengeluh sepi pembeli. Saat ini yang penting distribusi lancar dan barang tersedia. Kenaikan diharapkan jangan terlalu tinggi," harap Halikinnor.
Baca juga: KPU Kotim terima masukan perbaikan pelaksanaan pemilu
Halikinnor mengingatkan jangan ada yang menimbun barang kebutuhan pokok karena bisa memicu lonjakan harga. Jika ada yang menimbun dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi maka akan ditindak tegas sesuai aturan.
Halikinnor meminta jangan ada yang mengambil kesempatan dengan menimbun barang untuk kepentingan pribadi karena masyarakat sedang kesulitan dan daya beli turun. Dia memohon kesadaran semua pihak untuk membantu masyarakat di tengah situasi sulit saat ini.
Iwan, salah seorang pedagang mengakui ada kenaikan sejumlah komoditas, seperti bawang merah naik Rp1000 menjadi Rp35.000/kg, minyak goreng curah dari Rp16.000 menjadi Rp20.000, emping atau melinjo dari Rp70.000 menjadi Rp90.000/kg dan kacang tanah dari Rp26.000 menjadi Rp29.000/kg.
"Harga naik sudah di tingkat agen sehingga kami hanya menyesuaikan harga jual supaya bisa tetap dapat untung meski sedikit. Saat ini pembeli sepi," demikian Iwan.
Baca juga: DPRD Kotim dorong realisasi jalur khusus truk di Parenggean
"Kami berharap kesadaran pedagang besar. Mohon dibantu apalagi saat ini daya beli masyarakat sedang turun akibat pandemi. Jangan menumpuk barang. Pandemi COVID-19 membuat ekonomi terpuruk dan daya beli menurun," kata Halikinnor di Sampit, Selasa.
Halikinnor turun memantau harga sembako di Pusat Perbelanjaan Mentaya. Dia berbincang dengan sejumlah pedagang dan pembeli terkait kondisi harga kebutuhan pokok menjelang tibanya bulan suci Ramadhan.
Diketahui, ada beberapa komoditas yang mulai merangkak naik seperti kacang, melinjo, bawang, minyak goreng dan lainnya. Pedagang beralasan kenaikan itu sudah terjadi di tingkat agen atau pedagang besar, sehingga pedagang kecil harus menyesuaikan harga.
Jika saat ini harga naik, dikhawatirkan harga semakin naik saat bulan Ramadhan nanti. Halikinnor yakin pedagang kecil tidak ingin menaikkan harga karena akan membuat daya beli masyarakat semakin menurun, kecuali jika memang harga sudah naik di tingkat agen sehingga pedagang harus menyesuaikan harga jual.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian bersama instansi terkait lainnya diminta melakukan pengawasan dengan memeriksa gudang-gudang penyimpanan kebutuhan pokok. Hal ini untuk memastikan stok tersedia dan mencegah terjadinya penimbunan barang kebutuhan pokok.
Jika terjadi lonjakan tinggi harga kebutuhan pokok, pemerintah daerah mempertimbangkan kemungkinan melakukan operasi pasar. Namun ini akan dikaji mendalam agar tidak justru berdampak kurang baik terhadap pedagang karena saat ini saja daya beli masyarakat sedang turun.
"Saya akan bicarakan dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Kalau kenaikan harga signifikan maka kita akan lakukan misalnya operasi pasar. Tapi kita memantau dulu karena kita juga memikirkan pedagang yang ada karena mereka mengeluh sepi pembeli. Saat ini yang penting distribusi lancar dan barang tersedia. Kenaikan diharapkan jangan terlalu tinggi," harap Halikinnor.
Baca juga: KPU Kotim terima masukan perbaikan pelaksanaan pemilu
Halikinnor mengingatkan jangan ada yang menimbun barang kebutuhan pokok karena bisa memicu lonjakan harga. Jika ada yang menimbun dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi maka akan ditindak tegas sesuai aturan.
Halikinnor meminta jangan ada yang mengambil kesempatan dengan menimbun barang untuk kepentingan pribadi karena masyarakat sedang kesulitan dan daya beli turun. Dia memohon kesadaran semua pihak untuk membantu masyarakat di tengah situasi sulit saat ini.
Iwan, salah seorang pedagang mengakui ada kenaikan sejumlah komoditas, seperti bawang merah naik Rp1000 menjadi Rp35.000/kg, minyak goreng curah dari Rp16.000 menjadi Rp20.000, emping atau melinjo dari Rp70.000 menjadi Rp90.000/kg dan kacang tanah dari Rp26.000 menjadi Rp29.000/kg.
"Harga naik sudah di tingkat agen sehingga kami hanya menyesuaikan harga jual supaya bisa tetap dapat untung meski sedikit. Saat ini pembeli sepi," demikian Iwan.
Baca juga: DPRD Kotim dorong realisasi jalur khusus truk di Parenggean