Kepala BNNP Kalteng sebut ada bandar besar narkoba di Sampit
Sampit (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah Brigjen Pol Roy Hardi Siahaan menyebut ada bandar besar narkoba di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Di Kotawaringin Timur ini ada bandar-bandar besar di wilayah Sampit. Tinggal menunggu waktu saja," kata Roy di Sampit, Rabu.
Pernyataan mengejutkan itu disampaikan Roy dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kepala BNNP Kalimantan Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur serta sosialisasi bahaya narkoba.
Acara dihadiri Bupati Halikinnor, Wakil Bupati yang juga Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Irawati, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Wim RK Benung serta perwakilan tokoh masyarakat.
Pernyataan terkait adanya bandar besar narkoba di Sampit, seketika membuat suasana tempat acara menjadi hening. Semua peserta tampak serius mendengarkan penjelasan Roy terkait peredaran narkoba.
Namun Roy tidak melanjutkan menjelaskan lebih jauh terkait dugaan adanya bandar besar di Sampit tersebut. Dia mengajak semua pihak memperhatikan masalah ini secara serius sebagai bagian dari upaya pencegahan.
Roy menjelaskan, Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian dalam pemberantasan narkoba. Tingginya permintaan membuat bandar dan pengedar terus berusaha mencari cara untuk memasok barang haram tersebut ke daerah ini.
"Buktinya penyidik menangkap. Saya tidak ngomong doang. Tentu kita berharap yang ditangkap diharapkan jangan jumlah-jumlah kecil. Tapi saya bersyukur kepolisian ada menangkap jalur darat sekian ons," tambah Roy.
Baca juga: Legislator Kotim sarankan Satpol PP perkuat sinergi penegakan hukum
Roy menambahkan, masih tingginya permintaan narkoba membuat bandar dan narkoba terus mencari cara memasok narkoba. Momen pandemi COVID-19 yang cukup menguras tenaga pemerintah dan penegak hukum untuk menangani virus mematikan ini, juga dimanfaatkan bandar dan pengedar untuk mengedarkan narkoba.
BNNP Kalimantan Tengah dengan personel hanya 50 orang, disadari belum bisa berbuat maksimal sesuai harapan. Untuk itu pihaknya meminta semua pihak membantu Polri, BNNP, BNK dan lainnya dalam memberantas pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba.
"Saya minta segenap elemen membantu untuk mengurangi permintaan. Inilah kunci keberhasilan kita. Optimalkan pencegahan. Kalau bisa mencegah semua permintaan maka bandar tidak akan masuk. Kalau warganya tidak memerlukan narkoba maka pasokan juga bisa terus ditekan," demikian Roy.
Bupati Halikinnor menegaskan, pemerintah daerah mendukung penuh upaya-upaya pemberantasan narkoba, terlebih dengan adanya Badan Narkotika Kabupaten (BNK) yang diketuai Wakil Bupati Irawati.
"Narkoba ini masalah kita semua. Narkoba mengancam semua. Makanya kita juga harus bersama-sama memeranginya," kata Halikinnor.
Halikinnor berharap BNNP Kalteng maupun kepolisian bisa segera menangkap bandar tersebut. Apalagi dia yakin aparat pasti sudah mempunyai data terkait masalah itu.
Baca juga: Penyaluran bantuan korban banjir di Kotim tunggu data penerima
"Di Kotawaringin Timur ini ada bandar-bandar besar di wilayah Sampit. Tinggal menunggu waktu saja," kata Roy di Sampit, Rabu.
Pernyataan mengejutkan itu disampaikan Roy dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kepala BNNP Kalimantan Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur serta sosialisasi bahaya narkoba.
Acara dihadiri Bupati Halikinnor, Wakil Bupati yang juga Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Irawati, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Wim RK Benung serta perwakilan tokoh masyarakat.
Pernyataan terkait adanya bandar besar narkoba di Sampit, seketika membuat suasana tempat acara menjadi hening. Semua peserta tampak serius mendengarkan penjelasan Roy terkait peredaran narkoba.
Namun Roy tidak melanjutkan menjelaskan lebih jauh terkait dugaan adanya bandar besar di Sampit tersebut. Dia mengajak semua pihak memperhatikan masalah ini secara serius sebagai bagian dari upaya pencegahan.
Roy menjelaskan, Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian dalam pemberantasan narkoba. Tingginya permintaan membuat bandar dan pengedar terus berusaha mencari cara untuk memasok barang haram tersebut ke daerah ini.
"Buktinya penyidik menangkap. Saya tidak ngomong doang. Tentu kita berharap yang ditangkap diharapkan jangan jumlah-jumlah kecil. Tapi saya bersyukur kepolisian ada menangkap jalur darat sekian ons," tambah Roy.
Baca juga: Legislator Kotim sarankan Satpol PP perkuat sinergi penegakan hukum
Roy menambahkan, masih tingginya permintaan narkoba membuat bandar dan narkoba terus mencari cara memasok narkoba. Momen pandemi COVID-19 yang cukup menguras tenaga pemerintah dan penegak hukum untuk menangani virus mematikan ini, juga dimanfaatkan bandar dan pengedar untuk mengedarkan narkoba.
BNNP Kalimantan Tengah dengan personel hanya 50 orang, disadari belum bisa berbuat maksimal sesuai harapan. Untuk itu pihaknya meminta semua pihak membantu Polri, BNNP, BNK dan lainnya dalam memberantas pemberantasan dan penyalahgunaan narkoba.
"Saya minta segenap elemen membantu untuk mengurangi permintaan. Inilah kunci keberhasilan kita. Optimalkan pencegahan. Kalau bisa mencegah semua permintaan maka bandar tidak akan masuk. Kalau warganya tidak memerlukan narkoba maka pasokan juga bisa terus ditekan," demikian Roy.
Bupati Halikinnor menegaskan, pemerintah daerah mendukung penuh upaya-upaya pemberantasan narkoba, terlebih dengan adanya Badan Narkotika Kabupaten (BNK) yang diketuai Wakil Bupati Irawati.
"Narkoba ini masalah kita semua. Narkoba mengancam semua. Makanya kita juga harus bersama-sama memeranginya," kata Halikinnor.
Halikinnor berharap BNNP Kalteng maupun kepolisian bisa segera menangkap bandar tersebut. Apalagi dia yakin aparat pasti sudah mempunyai data terkait masalah itu.
Baca juga: Penyaluran bantuan korban banjir di Kotim tunggu data penerima