DPRD Kotim minta penuntasan jalan membuka keterisolasian dua kecamatan

id DPRD Kotim minta penuntasan jalan membuka keterisolasian dua kecamatan, Kalteng, DPRD Kotim, Darmawati, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur

DPRD Kotim minta penuntasan jalan membuka keterisolasian dua kecamatan

Ketua Komisi II yang juga anggota dewan dari daerah pemilihan 3, Darmawati saat rapat paripurna DPRD Kotawaringin Timur, Selasa (28/9/2021). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diminta menuntaskan pembangunan jalan membuka keterisolasian dua kecamatan di kawasan seberang yaitu Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut.

"Kami berharap jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur hingga ke Satiruk bisa dituntaskan. Ini menjadi harapan besar masyarakat kita di dua kecamatan ini agar wilayah mereka semakin maju," kata juru bicara anggota DPRD daerah pemilihan 3, Darmawati di Sampit, Sabtu.

Daerah pemilihan 3 meliputi empat kecamatan yaitu Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Belum lama ini Darmawati bersama anggota dewan lainnya melaksanakan reses menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan mereka.

Rombongan legislator dari daerah pemilihan 3 yang berkunjung adalah
Rudianur, Darmawati, Bardiansyah, Rusmawati, Ramli, Bunyamin dan Linda.

Kunjungan kerja reses anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur di wilayah daerah pemilihan 3 kali ini mengunjungi Desa Makarti Jaya, Rawa Sari, Bagendang Permai, Penyaguan, Basirih Hulu dan Kalampan. 

Dari 17 kecamatan di Kotawaringin Timur, ada dua kecamatan yang sebelumnya terisolasi jalan darat yaitu Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Dua kecamatan ini terpisah dari pusat kota oleh Sungai Mentaya selebar 520 meter.

Kecamatan Seranau tepat berseberangan dengan pusat kota Sampit, sedangkan Kecamatan Pulau Hanaut berada di pesisir yang menghadap laut Jawa dan berbatasan daratan dengan Kabupaten Katingan.

Keterisolasian jalan darat selama ini membuat pembangunan di dua kecamatan ini berjalan lebih lambat sehingga turut berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Harga kebutuhan lebih tinggi, sementara pembangunan fisik menimbulkan biaya tinggi lantaran ongkos angkut barang yang lebih mahal.

Sejak 2018 lalu, pemerintah kabupaten mulai membuka keterisolasian kawasan seberang dengan membangun jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga. Jalan ini menyambung dari Jembatan Cempaga yang beberapa tahun sebelumnya sudah rampung.

Baca juga: Banjir kembali mengancam wilayah utara Kotim

Sejak dibukanya jalan menuju Kecamatan Seranau, perekonomian di kawasan seberang semakin menggeliat. Pembangunan juga semakin meningkat karena mobilitas semakin lancar.

DPRD mendorong agar pembangunan jalan ini dituntaskan melintasi Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut hingga ke batas Pegatan Kabupaten Katingan. Ini sesuai aspirasi dan harapan masyarakat agar kegiatan ekonomi juga semakin meningkat.

Berdasarkan rencana awal, jalan akan dibangun sepanjang 97 kilometer. Untuk menghubungkan sepanjang jalan itu, juga akan dibangun 43 jembatan besar dan kecil.

"Kami berharap jalan dari Desa Cempaka Mulia Timur hingga Satiruk ini menjadi prioritas untuk dituntaskan. Juga diperlukan lokasi untuk pemasangan tiang-tiang listrik PLN. Ini untuk mendorong laju pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di dua kecamatan tersebut," kata Darmawati yang juga Ketua Komisi II DPRD.

Darmawati juga menyampaikan bahwa kegiatan yang belum tertampung dan belum direalisasikan di tahun 2021 juga perlu menjadi perhatian. Berbagai kegiatan tersebut yaitu kegiatan yang memerlukan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.

Pemerintah daerah harus terus mengupayakan peningkatan kinerja dan pembangunan dalam sektor infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan program kerja lainnya. 

Seluruh satuan organisasi perangkat daerah diminta memperhatikan aspirasi masyarakat, terlebih di desa di pedalaman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Baca juga: Bupati Kotim: Hari Kesaktian Pancasila momentum bangkit dari keterpurukan