DPRD Kalteng minta pemda serius sikapi temuan Demam Babi Afrika

id Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Lohing Simon, Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, DPRD Kalimantan Tengah, DPRD Kalteng, Kalimantan Tengah, Kalte

DPRD Kalteng minta pemda serius sikapi temuan Demam Babi Afrika

Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah Lohing Simon. ANTARA/HO-Sekretariat DPRD Kalteng

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Tengah Lohing Simon mengingatkan sekaligus meminta pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, agar menyikapu secara serius adanya temuan Demam Babi Afrika di wilayah ini.

Permintaan itu karena sepekan terakhir ada ditemukan kasus kematian ternak babi milik masyarakat yang diduga akibat demam Babi Afrika atau African swine fever (ASF), kata Lohing di Palangka Raya, kemarin.

"Jika kondisi ini tidak segera ditanggulangi, tentunya akan menimbulkan masalah dikemudian hari dan sangat merugikan masyarakat peternak babi," tambahnya.

Menurut wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Katingan itu, ada banyak masyarakat lokal di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila ini, yang mata pencahariannya beternak Babi.

"Itu kenapa kami berharap masalah penyakit demam babi Afrika ini dapat segera ditangani. Atau di cari cara mengantisipasi, agar tidak meluas," ucap Lohing.

Baca juga: Legislator Kalteng: Petani di DAS Barito perlu bantuan pupuk dan bibit

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menyebut, masyarakat yang memiliki usaha beternak babi juga berjuang memenuhi kehidupannya sehari-hari. Bahkan, ternak babi ini secara tidak langsung membantu pemerintah dalam hal penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.

Dia mengatakan ternak babi pun sebenarnya sudah sangat lama dilakukan oleh sebagian masyarakat di Kalteng. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban pemerintah membantu para peternak babi menyelesaikan sejumlah masalah, termasuk Demam Babi Afrika ini.

"Saya juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hewan atau peternakan babi, agar ketika menemukan hal aneh atau ternak tiba-tiba mati, dapat segera melaporkannya ke dinas terkait agar dapat ditangani secepatnya," demikian Lohing.

Baca juga: Dukung food estate, Kalteng perlu siapkan SDM melalui Perguruan Tinggi