“Pada PKD, Gumas menampilkan tradisi ‘Harubuh Manugal’ dan sudah ditayangkan di website resmi PKN serta kanal YouTube resmi yakni Budaya Saya,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gumas Eigh Manto yang didampingi Kepala Bidang Kesenian Christin Valentine, di Kuala Kurun.
Dikatakan olehnya, PKN 2021 dilakukan secara dalam jaringan (daring), mengingat saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19. Yang dimaksud daring di sini yakni dengan membuat konten dengan durasi waktu tertentu, untuk disajikan secara daring dan bukan membuat kegiatan secara fisik yang mengumpulkan massa yang banyak.
Baca juga: Dua perangkat daerah di Gumas telah lampaui target PAD
Pada PKD, Gumas menampilkan tradisi harubuh manugal. Harubuh manugal adalah penanaman padi yang dilakukan secara bergotong royong. Tradisi ini, populer dilakukan sekitar tahun 1960 hingga tahun 1990-an, di mana saat itu suku Dayak hanya mengenal sistem ladang berpindah yang diolah secara tradisional.
Harubuh manugal biasanya dilakukan oleh dua orang kepala keluarga dari kampung yang berbeda. Ciri khas dari tradisi ini adalah bergotong royong atau saling membantu, namun dibalas pada tahun berikutnya oleh kepala keluarga yang mengadakan harubuh manugal pada tahun sebelumnya kepada orang yang membantu.
Dia menjelaskan, proses pembuatan konten harubuh manugal tersebut dimulai sejak September 2021, dan dilakukan di berbagai tempat di wilayah kabupaten bermoto ‘Habangkalan Penyang Karuhei Tatau’.
“PKN dimulai 16 hingga 26 September 2021, dan diikuti oleh puluhan kabupaten/kota bahkan provinsi. Konten harubuh manugal dari Gumas ditayangkan pada 16 September 2021,” paparnya.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan konten harubuh manugal, sambung dia, dapat mengunjungi website resmi PKN di https://pkn.id/ atau di https://www.youtube.com/watch?
Dia mengajak masyarakat Gumas agar menyaksikan konten harubuh manugal, dan membagikan konten tersebut di berbagai media sosial, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui budaya harubuh manugal.
“PKD kali ini membawa kita untuk melihat keberagaman budaya yang ada di Kalteng, termasuk budaya harubuh manugal yang kita angkat kembali,” demikian Eigh Manto.
Baca juga: DPRD Gumas berharap partisipasi pemilih pilkades capai 80 persen
Baca juga: Berikut saran Legislator Gumas terkait pasar rakyat di Tewah
Baca juga: Bupati Gumas lepas pendistribusian logistik ke desa penyelenggara pilkades serentak