Sampit (ANTARA) - Jenazah seorang kakek bernama Yedda S Yohanes (67) warga Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang tenggelam di Sungai Cempaga pada Kamis (18/11) pagi, berhasil ditemukan pada Jumat (19/11) sekitar pukul 23.40 WIB.
"Jenazah ditemukan di muara Sungai Cempaga, masuk Sungai Mentaya. Jenazah sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," kata Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin melalui Kapolsek Cempaga Iptu Bambang Priyanto di Sampit, Sabtu.
Yedda hilang tenggelam setelah kelotok yang dinaikinya bersama dua warga lainnya yaitu Nahrawi dan Amat, tenggelam akibat terbawa arus deras. Saat itu kelotok mereka menghindari gelombang dari kelotok lain yang berpapasan dengan kelotok mereka.
Saat mengarah ke pinggir sungai, ternyata arus sungai cukup deras sehingga kelotok mereka terseret ke arah sebuah tongkang yang saat itu sedang tambat. Nahrawi dan Amat berhasil selamat saat kelotok mereka tenggelam setelah menghantam tongkang.
Korban melompat ke sungai sebelum kelotok mereka tenggelam. Namun dia diduga terseret arus hingga masuk ke bawah tongkang dan tenggelam.
Baca juga: DPRD Kotim dukung kinerja tenaga kontrak dievaluasi
Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari dari Polsek Cempaga, Sat Polair Polres Kotawaringin Timur, Basarnas Kotawaringin Timur bersama masyarakat setempat. Pencarian sedikit terkendala karena arus cukup deras.
Setelah dilakukan pencarian selama sekitar 41 jam, jenazah Jedda akhirnya ditemukan di Sungai Mentaya yang merupakan muara Sungai Cempaga. Jenazah langsung dievakuasi, kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
"Posisi jenazah ditemukan itu sekitar 50 meter dari muara Sungai Cempaga. Kondisi jenazah mengapung dan langsung dievakuasi oleh tim," kata Bambang.
Jenazah korban disemayamkan di rumah duka dijalan Desa Luwuk Bunter RT 003 RW 002 Desa Luwuk Bunter Kecamatan Cempaga. Jenazah dimakamkan di komplek pemakaman Jemaat GKE Desa Luwuk Bunter.
Baca juga: DPRD Kotim sarankan Dishub gandeng Polres tertibkan truk masuk kota