Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo meminta Pertamina dan PLN selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghitung konsekuensi dari setiap penugasan yang diberikan dan dilakukan dengan profesionalisme.
Hal itu disampaikan Presiden dalam arahannya kepada Komisaris serta Direksi Pertamina dan PLN, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (16/11) sebagaimana video yang diunggah kanal Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.
"Kemudian, yang berkaitan dengan investasi. Saya melihat sebetulnya investasi yang ingin masuk ke Pertamina dan PLN ini mengantre dan banyak sekali, tapi ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan ada di BUMN kita sendiri. Saya ini orang lapangan, saya kadang-kadang pengin marah untuk sesuatu yang saya tahu tapi sulit banget dilakukan," kata Presiden.
Baca juga: Jokowi perintahkan percepat realisasi APBN dan APBD
Kepala Negara mengatakan terdapat sesuatu yang mudah namun sulit dilakukan, dan tidak berjalan-jalan. Menurut Presiden, posisi tersebut yang harus terus diperbaiki dengan profesionalisme yang dimiliki komisaris dan direksi BUMN.,
"Posisi-posisi ini yang harus terus diperbaiki dengan profesionalisme yang bapak dan ibu, saudara-saudara miliki. Setiap penugasan itu harus dihitung konsekuensinya, bagi PLN dari tarif seperti apa, bagi Pertamina terutama untuk premium dan LPG seperti apa, dan itu disampaikan transparan dan terbuka," jelasnya.
Presiden meminta komisaris dan direksi terkait untuk terbuka dengan angka-angka dan perhitungan yang logis.
Baca juga: Jokowi minta provinsi dengan kenaikan COVID-19 diberi peringatan
"Blak-blakan dengan angka-angka, dengan kalkulasi, dengan hitungan-hitungan, tapi yang logis," jelasnya.
Presiden menegaskan tidak ingin penugasan dilakukan tanpa pengecekan dan kontrol. Menurutnya, hal tersebut akan diketahui saat sekuritisasi.
"Karena penugasan wah mikirnya nggak dicek, nggak dikontrol. Itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan harganya, kemahalan harganya, sulit untuk disekuritisasi. Karena apa, itu mentang-mentang ada penugasan terus numpang, ini yang harus kita hindari. Kalau kebangetan ya akan saya lakukan tindakan," ujar Presiden.
Baca juga: Jokowi: Kebijakan PPnBM relaksasi industri otomotif saat pandemi
Dia menegaskan PLN dan Pertamina harus menjaga tata kelola dari setiap penugasan yang ada.
"Jangan sekali lagi, jangan 'numpangi', jangan bersembunyi atas nama penugasan sehingga tata kelolanya tidak efisien, procurement tidak benar. Ini yang harus dihindari dengan yang namanya penugasan. Itu kelemahan BUMN, kalau sudah ada penugasan itu menjadi tidak profesional, ada di situ. Titik lemahnya ada di situ aehingga profesionalismenya menjadi hilang," kata Presiden.
Baca juga: BLU diharapkan berkontribusi signifikan untuk pulihkan ekonomi
Baca juga: Jokowi beri hadiah noken Papua kepada Menlu Selandia Baru
Berita Terkait
Menteri HAM: Aspek kemanusiaan-rekonsiliasi jadi pertimbangan presiden berikan amnesti
Minggu, 15 Desember 2024 17:46 Wib
Prabowo tekankan pada pengusaha Jepang bahwa Indonesia ingin bersahabat semua
Jumat, 6 Desember 2024 15:00 Wib
Gus Miftah mundur dari Utusan Khusus Presiden
Jumat, 6 Desember 2024 14:46 Wib
Prabowo umumkan anggaran makan bergizi per anak/ibu hamil per hari
Jumat, 29 November 2024 19:26 Wib
Dapat jatah 10.000 hektare, Legislator Palangka Raya dukung penuh ketahanan pangan Presiden RI
Senin, 25 November 2024 15:42 Wib
Brigade Pangan wujudkan swasembada pangan nasional dengan peran pemuda
Senin, 25 November 2024 15:12 Wib
Presiden Ukraina optimistis perang akan berakhir pada 2025
Minggu, 24 November 2024 17:20 Wib
Presiden RI dan PM Inggris setujui gencatan senjata di Gaza
Jumat, 22 November 2024 7:31 Wib