UMPR-PCIM Turki siap kolaborasi majukan SDM Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki siap berkolaborasi untuk memajukan sumber daya manusia, terutama di wilayah Kalimantan Tengah.
"Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, kami siap berkolaborasi dengan UMPR dalam upaya memajukan SDM masyarakat di Kalteng," kata Ketua PCIM Turki Syamsul Hidayat Daud melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
Diantara kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran berbagi informasi, baik kultur atau budaya, kondisi politik dan berbagai peluang dunia pendidikan, termasuk beasiswa di negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu.
"Untuk beasiswa, seperti yang saya dapatkan yakni beasiswa Turkiye Burslari. Tahapan pendaftaran yakni secara daring. Kemudian, seleksi dokumen dan wawancara di Jakarta dan Aceh," kata Syamsul.
Dia pun mengajak masyarakat di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" untuk mencari program beasiswa, agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan di negara tersebut.
"Kami, dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Turki juga siap mendampingi anak-anak muda di Kalteng untuk melanjutkan pendidikan di sini," kata Syamsul.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait program "Gass KUI". Kegiatan yang berbentuk bincang-bincang dan dilaksanakan oleh Bagian Kerja Sama Urusan Internasional UMPR ini diikuti sekitar 70 mahasiswa secara daring.
Baca juga: Satgas COVID Palangka Raya diminta evalusi Operasi Yustisi di THM sering bocor
Syamsul juga memaparkan terkait perkembangan isu internasional. Namun secara umum, kondisi di Turki saat ini kondusif dan aman. Meski demikian, sejak Februari lalu terjadi kenaikan tarif dasar listrik.
Di acara bertajuk "Cahaya dari Turki" itu, dia juga menyampaikan beberapa kesamaan dan juga perbedaan terkait kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.
Dia menerangkan, salah satu persamaannya, penduduk beragama Islam. Kemudian keunikannya, jika di Indonesia mengangguk artinya setuju, di Turki artinya tidak sepakat.
"Berbagai persamaan dan perbedaan serta keunikan itu akan kita ketahui jika dapat hadir langsung di Turki. Untuk itu saya mengajak generasi muda memanfaatkan berbagai program beasiswa internasional yang ada," demikian Syamsul.
Baca juga: Kemenkumham berikan diseminasi perlindungan kekayaan intelektual
Baca juga: Tingkatkan PAD, Dishub Palangka Raya maksimalkan pendataan parkir
Baca juga: DPRD Palangka Raya segera bahas dua Raperda usulan pemkot
"Sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, kami siap berkolaborasi dengan UMPR dalam upaya memajukan SDM masyarakat di Kalteng," kata Ketua PCIM Turki Syamsul Hidayat Daud melalui pernyataan yang diterima di Palangka Raya, Selasa.
Diantara kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran berbagi informasi, baik kultur atau budaya, kondisi politik dan berbagai peluang dunia pendidikan, termasuk beasiswa di negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu.
"Untuk beasiswa, seperti yang saya dapatkan yakni beasiswa Turkiye Burslari. Tahapan pendaftaran yakni secara daring. Kemudian, seleksi dokumen dan wawancara di Jakarta dan Aceh," kata Syamsul.
Dia pun mengajak masyarakat di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" untuk mencari program beasiswa, agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan di negara tersebut.
"Kami, dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Turki juga siap mendampingi anak-anak muda di Kalteng untuk melanjutkan pendidikan di sini," kata Syamsul.
Pernyataan itu diungkapkan dia terkait program "Gass KUI". Kegiatan yang berbentuk bincang-bincang dan dilaksanakan oleh Bagian Kerja Sama Urusan Internasional UMPR ini diikuti sekitar 70 mahasiswa secara daring.
Baca juga: Satgas COVID Palangka Raya diminta evalusi Operasi Yustisi di THM sering bocor
Syamsul juga memaparkan terkait perkembangan isu internasional. Namun secara umum, kondisi di Turki saat ini kondusif dan aman. Meski demikian, sejak Februari lalu terjadi kenaikan tarif dasar listrik.
Di acara bertajuk "Cahaya dari Turki" itu, dia juga menyampaikan beberapa kesamaan dan juga perbedaan terkait kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.
Dia menerangkan, salah satu persamaannya, penduduk beragama Islam. Kemudian keunikannya, jika di Indonesia mengangguk artinya setuju, di Turki artinya tidak sepakat.
"Berbagai persamaan dan perbedaan serta keunikan itu akan kita ketahui jika dapat hadir langsung di Turki. Untuk itu saya mengajak generasi muda memanfaatkan berbagai program beasiswa internasional yang ada," demikian Syamsul.
Baca juga: Kemenkumham berikan diseminasi perlindungan kekayaan intelektual
Baca juga: Tingkatkan PAD, Dishub Palangka Raya maksimalkan pendataan parkir
Baca juga: DPRD Palangka Raya segera bahas dua Raperda usulan pemkot