Kerajinan tas berbahan rotan produksi IKM Palangka Raya tembus Amerika

id Pemilik Indang Apang Galeri, Amelia Agustina, Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya, Pal

Kerajinan tas berbahan rotan produksi IKM Palangka Raya tembus Amerika

Pemilik Indang Apang Galeri Amelia Agustina (kiri) bersama rekan memamerkan produk kerajinan berbahan dasar rotan di Palangka Raya. ANTARA/Rendhik Andika.

Palangka Raya (ANTARA) - Kerajinan tas berbahan kombinasi rotan hasil produksi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, berhasil menembus pasar negara Amerika.

"Kerajinan tas berbahan rotan dikombinasikan dengan bahan lain, pernah sampai ke Amerika, Inggris dan Perancis serta Malaysia," kata Pemilik Indang Apang Galeri Amelia Agustina di Palangka Raya, Senin.

Meski demikian, lanjut dia, penjualan tersebut bukan berskala ekspor, melainkan ada seseorang yang melakukan pemesanan, kemudian dibawakan langsung oleh orang Indonesia ke negara tersebut.

Indang Apang Galeri merupakan salah satu IKM di "Kota Cantik" yang masuk kategori kerajinan. Dengan menggunakan bahan dasar rotan, wanita yang akrab disapa Lia itu berhasil mengkombinasikan dengan bahan kulit asli atau bahan sintetis.

"Produk yang dihasilkan juga memiliki ciri khas yakni anyaman rotan bermotif khas Suku Dayak Kalimantan Tengah," Kata Amelia.

Diantara produk kombinasi rotan yang dihasilkan seperti dompet wanita, tas tangan wanita, tas selempang wanita, dompet pria, tas selempang pria, sendal, tempat tisu, tas rotan murni serta sejumlah produk lain.

Harga produk Indang Apang Galeri berkisar antara Rp35.000 hingga mencapai Rp1 juta. Tergantung jenis, motif, ukuran hingga bahan yang digunakan.

"Sementara untuk pangsa pasar, sasaran kami fokus pada usia 17-45 tahun. Namun kami juga menyediakan produk pesanan (custom) dan kategori produk ini pernah dipesan oleh yang usia 50-an," katanya.

Untuk itu, selain menyiapkan produk standar, Indang Apang Galeri juga menerima produk pesanan.

Dia mengatakan, dari sisi produksi galeri yang dipimpinnya itu juga melibatkan masyarakat sekitar terutama para penganyam rotan dan penjahit. Bahkan untuk menjahit produk berbahan kulit asli, dia juga menggandeng penjahit dari luar seperti Bandung.

Jumlah produksi paling banyak dihasilkan dalam sebulan bisa mencapai 200 picis. Terutama saat ada perusahaan yang melakukan pemesanan produk tertentu. Dibantu tiga orang karyawan, pendapatan Indang Apang Galeri paling banyak bisa mencapai Rp100 juta "kotor" dalam sebulan.

"Saya juga ingin, usaha ini memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Terutama perajin anyaman rotan dan masyarakat yang ikut membantu saya menjalankan usaha ini," kata Lia.

Baca juga: Artikel - Konsistensi pemerintah lindungi usaha ekonomi kreatif

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota (DPKUKMP) Palangka Raya Margalis mengatakan secara berkala pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi IKM.

"Selain melalui sosialisasi dan pelatihan kami juga ada program pemberian bantuan peralatan bagi para pelaku IKM. Termasuk memfasilitasi mereka dengan perbankan dalam membantu penguatan modal," kata Margalis.

Dia pun berharap semakin banyak IKM di kota setempat yang tetap semangat dan konsisten menjalankan usahanya, sehingga akhirnya selain mendapat keuntungan pribadi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui penyerapan lapangan pekerjaan.

Baca juga: Tips mulai bisnis dengan minim modal

Baca juga: Expo Bartim 2022 pacu peningkatan ekonomi masyarakat

Baca juga: GoSend hadirkan layanan GoSend Car bareng Tokopedia demi dorong UMKM