BLT BBM dari pemerintah pusat harus tepat sasaran
Palangka Raya (ANTARA) - Wakil I Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Wahid Yusuf mengingatkan sekaligus meminta kepada pemerintah pusat, agar penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) berasal dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) harus tepat sasaran.
"Saya harap pemerintah bisa melakukan pembenahan atau cara penyaluran bantuan subsidi yang selama ini disalurkan melalui instansi di setiap daerah, agar BLT BBM untuk masyarakat nantinya tepat sasaran," katanya di Palangka Raya, Senin.
Wahid Yusuf menuturkan, BLT BBM yang akan disalurkan pemerintah pusat pasca diumumkannya kenaikan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu, tentunya banyak mengundang reaksi masyarakat.
Bahkan dampak naiknya BBM bersubsidi itu, tentunya dampaknya akan berimbas ke bahan pokok yang dijual para pedagang di pasar tradisional.
"Dari kenaikan BBM tersebut tentunya akan berdampak ke masyarakat luas, salah satunya harga bahan pokok nantinya akan ikut mengalami kenaikan yang cukup signifikan," katanya.
Politisi yang dibesarkan dari partai berlambang pohon beringin itu juga menambahkan, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas terkait juga harus mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional.
Dinas terkait diminta agar bisa membuat pasar penyeimbang di sejumlah kecamatan yang ada di daerah ini. Hal ini untuk membantu agar daya beli masyarakat tetap stabil, meskipun sejumlah harga barang akan mengalami kenaikan.
"Pasar penyeimbang itu penting untuk masyarakat, dengan tujuan agar daya beli masyarakat kita tidak menurun lantaran adanya kenaikan harga akibat kenaikan BBM," bebernya.
Baca juga: DPRD Palangka Raya sampaikan aspirasi masyarakat kurangnya depo sampah ke DLH
Sementara itu berdasarkan pengakuan dari Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Hadriansyah saat ini harga bahan pangan di pasar tradisional di daerah setempat masih stabil dan tidak ada kenaikan.
Bahkan ada ada beberapa item bahan pokok seperti cabai merah biasa sebelumnya di harga Rp1.00 ribu per kilogramnya pada hari ini mengalami penurunan menjadi Rp80 ribu per kilogramnya.
Untuk cabai rawit hijau atau merah sebelumnya per kilogram di harga Rp70 ribu, kini menjadi Rp50 ribu per kilogramnya.
"Satu lagi harga mie instan yakni mie goreng mengalami kenaikan semula harga Rp3 ribu kini naik menjadi Rp3.500 per bungkusnya, selain itu harga bahan pokok masih normal," demikian Hadriansyah saat dihubungi ANTARA.
Baca juga: Masyarakat diminta jangan panik terkait isu kenaikan harga BBM
Baca juga: DPRD Palangka Raya timba ilmu di Kota Bekasi terkait sektor investasi
Baca juga: Ketua DPRD apresiasi layanan di kantor Imigrasi Kota Palangka Raya
"Saya harap pemerintah bisa melakukan pembenahan atau cara penyaluran bantuan subsidi yang selama ini disalurkan melalui instansi di setiap daerah, agar BLT BBM untuk masyarakat nantinya tepat sasaran," katanya di Palangka Raya, Senin.
Wahid Yusuf menuturkan, BLT BBM yang akan disalurkan pemerintah pusat pasca diumumkannya kenaikan BBM bersubsidi beberapa waktu lalu, tentunya banyak mengundang reaksi masyarakat.
Bahkan dampak naiknya BBM bersubsidi itu, tentunya dampaknya akan berimbas ke bahan pokok yang dijual para pedagang di pasar tradisional.
"Dari kenaikan BBM tersebut tentunya akan berdampak ke masyarakat luas, salah satunya harga bahan pokok nantinya akan ikut mengalami kenaikan yang cukup signifikan," katanya.
Politisi yang dibesarkan dari partai berlambang pohon beringin itu juga menambahkan, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas terkait juga harus mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional.
Dinas terkait diminta agar bisa membuat pasar penyeimbang di sejumlah kecamatan yang ada di daerah ini. Hal ini untuk membantu agar daya beli masyarakat tetap stabil, meskipun sejumlah harga barang akan mengalami kenaikan.
"Pasar penyeimbang itu penting untuk masyarakat, dengan tujuan agar daya beli masyarakat kita tidak menurun lantaran adanya kenaikan harga akibat kenaikan BBM," bebernya.
Baca juga: DPRD Palangka Raya sampaikan aspirasi masyarakat kurangnya depo sampah ke DLH
Sementara itu berdasarkan pengakuan dari Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Hadriansyah saat ini harga bahan pangan di pasar tradisional di daerah setempat masih stabil dan tidak ada kenaikan.
Bahkan ada ada beberapa item bahan pokok seperti cabai merah biasa sebelumnya di harga Rp1.00 ribu per kilogramnya pada hari ini mengalami penurunan menjadi Rp80 ribu per kilogramnya.
Untuk cabai rawit hijau atau merah sebelumnya per kilogram di harga Rp70 ribu, kini menjadi Rp50 ribu per kilogramnya.
"Satu lagi harga mie instan yakni mie goreng mengalami kenaikan semula harga Rp3 ribu kini naik menjadi Rp3.500 per bungkusnya, selain itu harga bahan pokok masih normal," demikian Hadriansyah saat dihubungi ANTARA.
Baca juga: Masyarakat diminta jangan panik terkait isu kenaikan harga BBM
Baca juga: DPRD Palangka Raya timba ilmu di Kota Bekasi terkait sektor investasi
Baca juga: Ketua DPRD apresiasi layanan di kantor Imigrasi Kota Palangka Raya