"Pertama harus selalu miliki dana darurat yang cukup, tempatinnya di mana? Tempatkan di tempat yang likuid seperti tabungan biasa, reksadana pasar uang, atau bisa di deposito tanpa pinalti," ujar Prita dalam webinar di Jakarta, Jumat.
Dengan memiliki dana yang likuid, apabila terjadi sesuatu yang di luar perencanaan keuangan di masa ketidakpastian maka pemilik dana bisa mengambilnya tanpa perlu kesulitan akses.
Kiat kedua yang disarankan Prita menghadapi ancaman resesi global 2023 ialah merendahkan angsuran dan cicilan.
Pemilik dana sebaiknya mengambil keputusan untuk mengangsur atau mencicil dengan lebih bijak mengingat adanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga.
"2023 itu ditakuti orang-orang karena potensi naiknya suku bunga. Apalagi untuk suku bunga yang floating itu bisa mengubah kondisi keuangan kita. Bisa jadi yang tadinya keuangannya sehat malah menjadi tidak baik," ujarnya.
Baca juga: Tips atur keuangan untuk wujudkan mimpi ke 'Baitullah'
Selanjutnya untuk kiat ketiga, Prita menyarankan agar masyarakat bisa lebih aktif menabung jika memiliki dana berlebih.
Sesuaikan profil risiko dengan instrumen untuk menabung.
Misalnya anda termasuk orang yang takut berinvestasi di saham karena kenaikan atau turunnya harga saham, maka anda bisa memilih investasi deposito atau reksadana pasar uang.
Menurut Prita di tengah masa ketidakpastian, masih tetap ada peluang ekonomi yang bisa tercipta dan justru dapat menjadi momen seseorang untuk menata keuangannya menjadi lebih optimal.
Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar bisa berinvestasi di pihak resmi atau telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Perlu diingat hindari tawaran-tawaran investasi yang terkesan memberi keuntungan dalam waktu instan. Ketika untungnya besar dan terasa tidak masuk akal itu harus ditolak jauh-jauh," tutupnya.
Baca juga: Kiat hadapi 2023 tanpa khawatir soal keuangan
Baca juga: Tips memulai komitmen investasi bagi Generasi Z
Baca juga: Ini cara menyisihkan dana darurat untuk hidup tenang kini dan nanti