Palangka Raya (ANTARA) - Bupati Katingan, Kalimantan Tengah, Sakariyas menyambangi kediaman tokoh provinsi ini, Timotheus Tenggel Suan sekaligus memberikan penghargaan dan tali asih sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi jasa-jasa dan karyanya selama ini.
"Kunjungan kami hari ini merupakan anjang sana melihat keadaan bapak TT Suan. Semoga beliau dan keluarga selalu sehat dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Bupati Katingan, Sakariyas di Palangka Raya, Rabu.
Dia menyebutkan jasa-jasa TT Suan bagi Kalimantan Tengah dan khususnya Katingan sungguh luar biasa.
Menurut Sakariyas, TT Suan merupakan tokoh pers sekaligus budayawan Kalimantan Tengah. Dia dikenal luas dengan karya-karya kesusateraan dan kebudayaannya yang bertemakan budaya Dayak dan riwayat tokoh-tokoh pejuang Kalimantan Tengah semasa perang kemerdekaan.
Berkat jasa-jasanya itu, TT Suan menerima beragam penghargaan di antaranya piagam penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan ’45 oleh Dewan Harian Nasional Angkatan 45 yang dianugerahkan pada peringatan 45 tahun NKRI di Jakarta pada 10 November 1990. Penghargaan yang sama dia terima kedua kalinya saat perayaan Hari Jadi NKRI yang ke-50 pada 17 Agustus 1995.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Katingan, Elmon Sianturi menjelaskan, ide pemberian penghargaan dan tali asih kepada salah satu tokoh pejuang asal Katingan itu tercetus ketika berlangsung acara peresmian Taman Makam Pahlawan Minun Dehen di Desa Samba Danum Kecamatan Katingan Tengah pada 24 Maret 2022 lalu.
Saat itu Bupati Katingan dan para kepala OPD dan tokoh masyarakat mencari tau siapa saja tokoh pahlawan asal Katingan yang masih hidup. Dari hasil diskusi, mencuat nama TT Suan.
Bupati Sakariyas pun teringat pernah membaca buku sejarah perjuangan Minun Dehen yang ditulis oleh TT Suan. Dia pun kemudian memberikan persetujuan terhadap ide tersebut.
"Sejalan dengan pandangan dan pemikiran tahun lalu itulah, kemudian kami menindaklanjutinya bertemu dengan keluarga besar TT Suan. Bersyukur mereka bersedia sehingga acara pada hari ini bisa terselenggara," ucap Elmon.
Lebih lanjut, pria yang pernah menjabat Kabag Hukum Setda Katingan ini menyampaikan kegiatan hari itu merupakan momentum awal bagi pemerintah daerah untuk mencari tokoh-tokoh pejuang asal Katingan lainnya yang dianggap patut menerima penghargaan serupa.
Pemerintah Kabupaten Katingan di bawah komando Bupati Sakariyas saat ini juga sedang menelusuri makam tokoh-tokoh pejuang setempat yang berada di berbagai tempat.
"Rencananya makam-makam tersebut akan direlokasi ke satu tempat yakni ke taman makam pahlawan," tuturnya.
Sementara itu, Saniah Imat Suan (istri TT Suan) tampak terharu atas kunjungan Bupati Katingan, Sakariyas dan jajarannya. Mewakili suami dan keluarga besar, dia menyampaikan rasa terima kasih setinggi-tingginya.
Baca juga: Bupati Katingan minta sinergi penanggulangan karhutla lebih ditingkatkan
Untuk diketahui, Timotheus Tenggel Suan atau TT Suan dilahirkan di Tumbang Manjai, Rangan Tangku, Kabupaten Katingan pada 23 Agustus 1933. Dia menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Rendah, tepatnya Sekolah Rakyat Negeri pada 1949 lalu pada 1956 menyelesaikan Sekolah Juru Rawat. Januari-Juni 1958, ia menyelesaikan Kursus Wartawan Tertulis Pro Patria Yogyakarta.
Kemudian November-Desember 1976 TT Suan muda mendalami dunia jurnalistik dengan mengikuti pelatihan sebagai kameramen dan Asisten Sutradara PFN Departemen Penerangan Republik Indonesia Jakarta. Selanjutnya pada Juli 1976 mengikuti Kursus Orientasi Wartawan PWI Banjarmasin.
Tahun 1956-1962 sebagai PNS Pusat, ia diperbantukan pada Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta sambil mengemban tugas-tugas yang dipercayakan oleh Tjilik Riwut kepadanya, terutama dalam membimbing pemuda-pemudi Kalimantan Tengah yang sedang belajar di kota pelajar itu.
Dalam perjalanannya sebagai wartawan, TT Suan pernah menjadi wartawan koresponden Lembaga Kantor Berita Nasional Antara untuk pemberitaan Daerah Kalimantan Tengah. Kemudian memimpin Biro LKBN Antara Palangka Raya yang pertama mulai dari 14 Maret 1963-1966.
Pada 20 Juni 1964, TT Suan mengambil prakarsa mendirikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Palangka Raya, kemudian berkembang menjadi PWI Cabang Kalimantan Tengah. TT Suan mengetuai PWI Cabang Kalimantan Tengah yang baru didirikannya mulai tahun 1964-1973.
Karya-karya tulis TT Suan mencakup banyak bidang yang bisa dipilah ke dalam berbagai kategori diantaranya Kebahasaan dan Kebudayaan Dayak. Salah satu karyanya adalah Sebagai Bahasa Pengantar di Kalimantan Tengah: Bahasa Dayak Ngaju, yang terbit di Harian Pelita Pembangunan (sekarang Harian Kalteng Pos), Palangka Raya, edisi April 1971, terdiri dari 12 seri.
Pada 1968-1985 ia mengajukan diri sebagai Kepala HUMAS Pemda, 1985-1989, bekerja di Kantor Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah, di Palangka Raya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Bappeda Kalimantan Tengah. TT Suan selaku PNS Pusat diperbantukan pada Pemda Kalimantan Tengah mulai tahun 1962 sampai masa pensiunnya tiba.
Jerih payah TT Suan yang tidak pernah surut dan redup sampai detik ini, telah dihargai oleh Dewan Harian Nasional Angkatan '45 dengan Piagam Penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan '45 sebanyak dua kali. TT Suan diberi julukan “Ensiklopedia Hidup Sejarah Kalimantan Tengah”.
Baca juga: Bupati Katingan minta penanggulangan bencana dilaksanakan cepat dan terpadu
Baca juga: Pemkab Katingan terus optimalkan layanan perlindungan perempuan dan anak
Baca juga: Kasat Reskrim Polres Katingan berganti