"Tips pertama pastikan UMKM bisa mempertahankan kualitas produk dan layanan yang optimal. Artinya untuk produk dan layanan ini jangan sekali-kali mencoba untuk mengurangi kualitas," kata Septri di Jakarta, Selasa.
Menurutnya ketika kualitas produk dan layanan dari UMKM prima, maka reputasi dan citra UMKM dapat meningkat di masyarakat bahkan bisa memperluas jangkauan pasar.
Justru produk dan layanan dari UMKM perlu semakin ditingkatkan lewat upaya inovasi dan pengembangan yang juga melibatkan pelanggan.
"Jangan pernah merasa produk yang sudah bagus akhirnya tidak perlu dikembangkan. Akhirnya malah jadi kehilangan pelanggan karena tidak dikembangkan," katanya.
Baca juga: WhatsApp bagi lima tips untuk UMKM tingkatkan penjualan di Ramadhan
Kiat kedua agar UMKM bisa memiliki bisnis berkelanjutan adalah dengan menyiapkan pengelolaan keuangan yang baik dan memanfaatkan digitalisasi.
Pengelolaan keuangan ini juga mencakup peningkatan kapasitas pelaku UMKM dalam hal literasi keuangan dan literasi digital.
Dengan demikian, pelaku UMKM dapat lebih efisien dalam menjalankan bisnis dengan bantuan digitalisasi.
Terkait digitalisasi, kiat selanjutnya ialah UMKM perlu memanfaatkan seluruh media pemasaran digital untuk meningkatkan jangkauan pasarnya.
"Dengan memaksimalkan pemasaran digital maka UMKM bisa mengakses lebih banyak pasar. Lewat grup-grup WhatsApp saja itu sudah cepat. Apalagi kalau seluruh media sosial dan marketplace juga digunakan, tentu pemasaran lebih efektif,"kata Septri.
Selanjutnya kiat keempat agar UMKM bisa berkelanjutan ialah pemilik usaha tidak boleh bosan dalam membangun jejaring.
Baca juga: Kemudahan pembiayaan UMKM harus terus ditingkatkan
Pembangunan jejaring dalam bisnis, menurut Septri, dapat membantu pembukaan akses pasar serta modal bahkan menguatkan rantai pasok untuk distribusi produk dari UMKM.
Terakhir, kiat yang menurut Septri juga penting bagi UMKM memenuhi prinsip berkelanjutan ialah UMKM harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan lingkungan.
"Misalnya ketika berjualan kopi kita lebih memilih kemasan dari kertas dibandingkan plastik. Jadi selain memberikan pengemasan baik dan menarik, kita memberi dampak positif juga untuk lingkungan," saran Septri.
Berdasarkan laporan ASEAN Investment Report pada September 2022, UMKM di Indonesia sudah mencapai 65,46 juta pelaku usaha dengan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nasional sebesar 60,3 persen.
Namun dari total UMKM tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat baru sekitar 30 persen hingga 2022 yang masuk ke ekosistem digital.
Harapannya agar UMKM Indonesia bisa berkembang dan memiliki bisnis lebih berkelanjutan di 2024, Indonesia mampu mencetak sebanyak 30 juta UMKM digital.
Baca juga: Berikut lima ancaman siber bagi UMKM di tahun 2023
Baca juga: Tips mulai bisnis dengan minim modal
Baca juga: Tips dan trik pelaku UMKM jadi kreator dengan manfaatkan TikTok
Baca juga: Berikut tips bagi UMKM yakin ingin 'go digital'