Pemkab Kobar berupaya tekan harga daging yang masih tinggi

id Pemkab kobar, anang dirjo, daging sapi kobar mahal, sapi kobar, ramadhan, pmk, pasokan daging, pangkalan bun, kobar, kotawaringin barat

Pemkab Kobar berupaya tekan harga daging yang masih tinggi

Ilustrasi - Daging sapi. ANTARA/Anggi Mayasari

Pangkalan Bun (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Anang Dirjo menginstruksikan Dinas Pertanian agar berupaya menekan harga daging sapi yang masih tinggi yakni mencapai Rp160-170 ribu perkilogram. 

"Kami sudah menginstruksikan Kadis Pertanian agar memanggil asosiasi dan pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang peternakan maupun perdagangan daging untuk mendiskusikan permasalahan ini," ujar Anang Dirjo di Pangkalan Bun, Jumat.

Dijelaskan Anang Dirjo, Kotawaringin Barat sendiri saat ini belum swasembada daging dan sapi-sapi di daerah setempat masih banyak didatangkan dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. 

"Faktor pengiriman dari Jawa, Bali, dan NTB menjadi salah satu kendala sehingga tingginya harga daging di Kobar," ucapnya. 

Baca juga: Dinas Pertanian Kobar antisipasi ancaman LSD pada sapi

Selain terkendala pengiriman dari luar pulau, isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga menjadi salah satu permasalahan yang masih ada, sehingga berdampak pada tingginya harga daging sapi di Kobar. 

"Selain permasalahan pasokan dari luar pulau dan isu PMK pada sapi, permasalahan lainnya yakni saat ini kita ketahui produksi sapi di Kobar menurun," terangnya. 

Pj Bupati berharap, permasalah ini bisa segera dicarikan jalan keluarnya, sehingga daya beli masyarakat terhadap daging sapi di bulan Ramadhan dan menghadapi Lebaran tahun ini tidak terkendala.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Bulog, dan lainnya untuk permasalahan ini, agar harga daging bisa ditekan," katanya.

Sementara itu, salah satu pedagang daging Yulianti di Kota Pangkalan Bun mengeluhkan masih tingginya harga daging sapi, sehingga membuat dirinya mengalami kesulitan menjual ke masyarakat yang menuntut harga kembali normal yakni Rp120-140 ribu per kilogram.

"Tidak hanya pedangan daging saja yang mengeluh, pembeli atau langganan kami pun mengeluh tingginya harga daging ini," jelasnya. 


Baca juga: Penjabat Bupati Kobar ingatkan SOPD capai target pembangunan