Muhammadiyah paparkan urgensi penerapan Kalender Islam Global

id pp muhammadiyah,kalender islam global,bidang tarjih dan tadjid,syamsul anwar

Muhammadiyah paparkan urgensi penerapan Kalender Islam Global

Tangkapan layar - Ketua PP Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tajdid Prof. Dr. Syamsul Anwar memaparkan materi terkait Kalender Islam Global Unifikasi (KIGU) (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Penyatuan kalender Islam ke dalam sistem KIGU sangat penting karena menyangkut ibadah umat Muslim di seluruh dunia

Jakarta (ANTARA) - Ketua PP Muhammadiyah bidang Tarjih dan Tajdid Prof Dr Syamsul Anwar memaparkan urgensi penerapan penyatuan kalender Islam ke dalam sistem Kalender Islam Global Unifikasi (KIGU).

"Kita memerlukan penyatuan kalender Islam karena kita tidak lagi dibatasi oleh batas-batas geografis, bisa melihat ketemu dengan siapapun dengan teknologi," katanya dalam diskusi terkait konsep Kalender Islam Global yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

 
Syamsul mengatakan penyatuan kalender Islam ke dalam sistem KIGU sangat penting karena menyangkut ibadah umat Muslim di seluruh dunia.
 
Terkait Hari Arafah, kata dia, sebagai salah satu hari terpenting dalam ibadah haji yang harus dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah dimana seluruh jamaah diwajibkan untuk melakukan wukuf dalam kondisi apapun.
 
Dia juga menjelaskan pada waktu yang sama, umat Muslim di belahan bumi lainnya juga ikut beribadah melalui puasa sunah Arafah.
 
"Ini menunjukkan seberapa penting penyatuan kalender jatuhnya hari ibadah umat Islam, supaya ibadah kita sesuai pada waktunya," tambah ulama yang mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu.


 
Syamsul mengatakan urgensi selanjutnya adalah utang peradaban. Menurutnya, umat Islam telah ada selama 15 abad, namun belum memiliki satu kalender yang terunifikasi secara global.
 
Selain itu pada Deklarasi Dakar, Senegal, yang diadakan pada Maret 2008 silam menghendaki adanya unifikasi kalender Islam menjadi satu kesatuan sebagai pembaharuan dan penguatan citra Islam di mata dunia.
 
"Nanti takut dianggap umat Islam tidak punya rasa menghargai waktu karena kalendernya beragam," imbuhnya.
 
Menurutnya, kalender Islam cukup problematik lantaran terkadang berbeda penandaan antara satu hari dengan hari lainnya, juga satu tempat dan tempat lainnya. Maka dari itu, urgensi penyatuan kalender Islam semakin kuat.
 
Syamsul mengatakan KIGU telah dicanangkan oleh para ulama dari seluruh dunia sejak tahun 1958 dan terus berkembang hingga saat ini.
 
Syamsul berharap sistem KIGU bisa segera digunakan umat Islam secara keseluruhan demi mempersatukan umat Islam baik secara lokal maupun global.