Kecanggihan dua kapal baru pemburu ranjau TNI AL tarik perhatian Angkatan Laut Jerman
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan dua kapal baru pemburu ranjau (mine counter measure vessel) TNI AL yang diresmikan pada pekan ini bakal memperkuat Komando Armada (Koarmada) II.
"Kapal ini memang nantinya ditujukan kepada Koarmada II, untuk Armada II, sedangkan kapal yang sudah ada di Armada II mungkin nanti akan kami pertimbangkan untuk kami sebar ke Armada lain yang belum memiliki kapal pemburu ranjau," kata Laksamana Ali saat jumpa pers selepas memberi penghargaan kepada prajurit berprestasi di Markas Besar TNI AL, Jakarta, Rabu.
Kasal dalam kesempatan yang sama menjelaskan KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 mengadopsi teknologi yang mutakhir, tidak hanya dari bahannya yang menggunakan baja non-magnetik, tetapi juga dilengkapi degaussing system dan penggerak motor elektrik yang dapat mengurangi kebisingan.
"Jadi, ini teknologinya cukup kekinian dan merupakan kapal buru ranjau yang cukup canggih, di mana bahannya dari steel (baja) non-magnetic steel. Jadi, bahannya baja tetapi tidak mempunyai medan magnet,” kata Kasal.
Kecanggihan dua kapal pemburu ranjau TNI AL yang baru itu juga menarik perhatian Angkatan Laut Jerman.
"Bahkan, Jerman pun ingin memesan kapal tersebut seperti kapal yang telah diserahkan kepada TNI AL kemarin," kata Muhammad Ali.
Sebelumnya pada Jumat (26/5), Kasal memimpin upacara pengiriman (delivery) KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen, Jerman.
Dua kapal baru TNI AL itu dijadwalkan berangkat dari galangan kapal di Jerman ke Surabaya, Indonesia, pada 11 Juni 2023 dengan perkiraan lama pelayaran 35 hari.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady pada kesempatan terpisah, Selasa (30/5), menyampaikan TNI AL mengirim total delapan personel ke Jerman, yang empat orang di antaranya merupakan calon awak untuk mengikuti pelatihan mengenai kapal pemburu ranjau. Pelatihan itu dijadwalkan berlangsung di Jerman selama 39 hari.
Nanti setibanya di Indonesia, dua KRI pemburu ranjau itu beserta komandan kapal dan krunya bakal dikukuhkan di Surabaya sebagai Markas Koarmada II.
"Kapal ini memang nantinya ditujukan kepada Koarmada II, untuk Armada II, sedangkan kapal yang sudah ada di Armada II mungkin nanti akan kami pertimbangkan untuk kami sebar ke Armada lain yang belum memiliki kapal pemburu ranjau," kata Laksamana Ali saat jumpa pers selepas memberi penghargaan kepada prajurit berprestasi di Markas Besar TNI AL, Jakarta, Rabu.
Kasal dalam kesempatan yang sama menjelaskan KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 mengadopsi teknologi yang mutakhir, tidak hanya dari bahannya yang menggunakan baja non-magnetik, tetapi juga dilengkapi degaussing system dan penggerak motor elektrik yang dapat mengurangi kebisingan.
"Jadi, ini teknologinya cukup kekinian dan merupakan kapal buru ranjau yang cukup canggih, di mana bahannya dari steel (baja) non-magnetic steel. Jadi, bahannya baja tetapi tidak mempunyai medan magnet,” kata Kasal.
Kecanggihan dua kapal pemburu ranjau TNI AL yang baru itu juga menarik perhatian Angkatan Laut Jerman.
"Bahkan, Jerman pun ingin memesan kapal tersebut seperti kapal yang telah diserahkan kepada TNI AL kemarin," kata Muhammad Ali.
Sebelumnya pada Jumat (26/5), Kasal memimpin upacara pengiriman (delivery) KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen, Jerman.
Dua kapal baru TNI AL itu dijadwalkan berangkat dari galangan kapal di Jerman ke Surabaya, Indonesia, pada 11 Juni 2023 dengan perkiraan lama pelayaran 35 hari.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama I Made Wira Hady pada kesempatan terpisah, Selasa (30/5), menyampaikan TNI AL mengirim total delapan personel ke Jerman, yang empat orang di antaranya merupakan calon awak untuk mengikuti pelatihan mengenai kapal pemburu ranjau. Pelatihan itu dijadwalkan berlangsung di Jerman selama 39 hari.
Nanti setibanya di Indonesia, dua KRI pemburu ranjau itu beserta komandan kapal dan krunya bakal dikukuhkan di Surabaya sebagai Markas Koarmada II.