Musim hujan, Disdamkarmat Kotim banyak terima permintaan evakuasi ular
Sampit (ANTARA) - Memasuki musim hujan, permintaan evakuasi ular yang memasuki rumah atau permukiman warga meningkat sehingga Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengimbau warga untuk lebih waspada.
“Intensitas hujan di wilayah kita akhir-akhir ini cukup sering, karena sudah masuk musim hujan. Laporan adanya ular yang masuk ke rumah atau permukiman warga pun meningkat, sehingga warga harus waspada,” kata Kepala Disdamkarmat Kotim Hawianan melalui Ketua Pleton 3 Akhmad Dicky di Sampit, Kamis.
Laporan yang diterima Disdamkarmat Kotim terkait adanya ular masuk permukiman mulai menunjukkan peningkatan signifikan sejak Oktober lalu. Selama September, total evakuasi ular yang ditangani pihaknya sebanyak 13 kasus, sedangkan pada Oktober jumlahnya meningkat dua kali lipat, yakni 26 kasus.
Sementara, dari tanggal 1 hingga 15 November setidaknya sudah ada 13 laporan yang ditangani oleh pihak Disdamkarmat Kotawaringin Timur terkait adanya ular masuk ruma.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan banyak ular yang masuk ke permukiman hingga rumah warga pada musim hujan. Antara lain, tempat berlindung satwa tersebut terendam air hujan, sehingga insting alami hewan tersebut membawanya ke tempat yang lebih aman dan nyaman.
Baca juga: Diskominfo Kotim dorong pembentukan PPID hingga ke desa
“Selain itu, habitat ular sudah terganggu dengan adanya kebakaran hutan dan lahan, sehingga ular lari ke permukiman. Apalagi, ular ini termasuk hewan yang tidak bersarang, sering berpindah-pindah tempat,” ujarnya.
Dicky juga menyampaikan, ada beberapa kriteria tempat yang rawan dimasuki ular, yaitu bangunan yang berada dekat atau dikelilingi rumput dan semak-semak, bangunan yang jarang dibersihkan, adanya tumpukan material, dan terdapat sela atau lubang di bangunan yang menjadi pintu masuk bagi ular tersebut.
Untuk menghindari ular masuk ke rumah atau permukiman, ia mengimbau masyarakat untuk rutin membersihkan lingkungan baik itu di luar maupun dalam rumah. Pangkas rumput dan semak-semak yang berada di sekitar rumah dan kalau ada barang ditumpuk sebaiknya dirapikan atau dibuang saja jika tidak berguna.
“Ular itu suka masuk ke celah-celah tumpukan barang, karena dia mencari tempat yang hangat dan lembab untuk berlindung. Makanya kalau memang barang yang tidak berguna sebaiknya dibuang saja daripada ditumpuk berlama-lama,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dari kebanyakan kegiatan evakuasi ular yang pihaknya tangani jenis ular yang ditemui adalah ular sanca, tapi tak jarang juga ada ular kobra atau king kobra yang terkenal berbisa.
Apabila bertemu dengan ular, terlebih ular berbisa, warga disarankan untuk segera menjauh dan meminta bantuan ke pihak Disdamkarmat. Dicky menyebutkan pihaknya siap melayani 1x24 jam tanpa dipungut biaya, sehingga warga tidak perlu ragu untuk meminta bantuan Disdamkarmat.
Baca juga: DLU siap sambut lonjakan penumpang musim libur Nataru
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi kinerja jajarannya
Baca juga: BKPSDM Kotim sebut beberapa formasi PPPK dipastikan kosong
“Intensitas hujan di wilayah kita akhir-akhir ini cukup sering, karena sudah masuk musim hujan. Laporan adanya ular yang masuk ke rumah atau permukiman warga pun meningkat, sehingga warga harus waspada,” kata Kepala Disdamkarmat Kotim Hawianan melalui Ketua Pleton 3 Akhmad Dicky di Sampit, Kamis.
Laporan yang diterima Disdamkarmat Kotim terkait adanya ular masuk permukiman mulai menunjukkan peningkatan signifikan sejak Oktober lalu. Selama September, total evakuasi ular yang ditangani pihaknya sebanyak 13 kasus, sedangkan pada Oktober jumlahnya meningkat dua kali lipat, yakni 26 kasus.
Sementara, dari tanggal 1 hingga 15 November setidaknya sudah ada 13 laporan yang ditangani oleh pihak Disdamkarmat Kotawaringin Timur terkait adanya ular masuk ruma.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan banyak ular yang masuk ke permukiman hingga rumah warga pada musim hujan. Antara lain, tempat berlindung satwa tersebut terendam air hujan, sehingga insting alami hewan tersebut membawanya ke tempat yang lebih aman dan nyaman.
Baca juga: Diskominfo Kotim dorong pembentukan PPID hingga ke desa
“Selain itu, habitat ular sudah terganggu dengan adanya kebakaran hutan dan lahan, sehingga ular lari ke permukiman. Apalagi, ular ini termasuk hewan yang tidak bersarang, sering berpindah-pindah tempat,” ujarnya.
Dicky juga menyampaikan, ada beberapa kriteria tempat yang rawan dimasuki ular, yaitu bangunan yang berada dekat atau dikelilingi rumput dan semak-semak, bangunan yang jarang dibersihkan, adanya tumpukan material, dan terdapat sela atau lubang di bangunan yang menjadi pintu masuk bagi ular tersebut.
Untuk menghindari ular masuk ke rumah atau permukiman, ia mengimbau masyarakat untuk rutin membersihkan lingkungan baik itu di luar maupun dalam rumah. Pangkas rumput dan semak-semak yang berada di sekitar rumah dan kalau ada barang ditumpuk sebaiknya dirapikan atau dibuang saja jika tidak berguna.
“Ular itu suka masuk ke celah-celah tumpukan barang, karena dia mencari tempat yang hangat dan lembab untuk berlindung. Makanya kalau memang barang yang tidak berguna sebaiknya dibuang saja daripada ditumpuk berlama-lama,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dari kebanyakan kegiatan evakuasi ular yang pihaknya tangani jenis ular yang ditemui adalah ular sanca, tapi tak jarang juga ada ular kobra atau king kobra yang terkenal berbisa.
Apabila bertemu dengan ular, terlebih ular berbisa, warga disarankan untuk segera menjauh dan meminta bantuan ke pihak Disdamkarmat. Dicky menyebutkan pihaknya siap melayani 1x24 jam tanpa dipungut biaya, sehingga warga tidak perlu ragu untuk meminta bantuan Disdamkarmat.
Baca juga: DLU siap sambut lonjakan penumpang musim libur Nataru
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi kinerja jajarannya
Baca juga: BKPSDM Kotim sebut beberapa formasi PPPK dipastikan kosong