DPRD Kotim prihatin ada kelurahan dalam kota belum miliki drainase
Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar prihatin karena masih ada kelurahan dalam kota yang belum memiliki drainase.
“Beberapa waktu lalu saya menerima keluhan dari masyarakat Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, terkait tidak adanya saluran air atau drainase di tempat mereka, setelah saya cek langsung ternyata benar,” ungkapnya di Sampit, Rabu.
Menurutnya, kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat drainase memiliki peran penting di kawasan permukiman. Sistem drainase yang baik bisa membantu mencegah banyak persoalan, seperti mengurangi potensi banjir, mengendalikan permukaan air tanah, hingga mencegah kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Terlebih lokasinya berada di Kota Sampit yang berulang kali dilanda banjir, terutama pada musim hujan. Ia menduga, tidak optimalnya fungsi drainase dalam mengalirkan air menjadi pemicu banjir di dalam kota.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tentu akan berdampak pada aktivitas masyarakat dan infrastruktur di sekitarnya. Maka dari itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendorong pemerintah daerah untuk segera membangun drainase di lokasi-lokasi yang belum dibangun.
Baca juga: Bupati Kotim berharap tunggakan DBH segera dibayar
“Pemerintah daerah harus bergerak cepat dan serius dalam penanggulangan banjir. Apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan, bahkan perkotaan pun tak luput dari genangan air,” ujarnya.
Selain itu, Kurniawan juga sempat meninjau kondisi jembatan kayu yang masih berada di kawasan Kelurahan Ketapang, tepatnya di Jalan Iskandar 24 bersebelahan langsung dengan Sungai Mentaya.
Kondisi jembatan kayu yang telah mengalami banyak kerusakan dan berlubang, cukup membahayakan bagi masyarakat yang melintas di atasnya, padahal jembatan tersebut merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan rumah-rumah warga setempat.
Sehingga, pemerintah daerah diminta untuk segera memperbaiki jembatan tersebut, sebelum menyebabkan jatuhnya korban.
“Kami tekankan kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait harus segera ada action (aksi) untuk mengatasi kedua hal ini. Karena ini tentu berkaitan dengan keselamatan,” demikian Kurniawan.
Baca juga: Kotim dapat 50 kuota beasiswa APKASI Indonesia Emas-Daerah
Baca juga: Bupati Kotim berduka kehilangan sosok sahabat yang mengayomi
Baca juga: Penanganan sanitasi masuk program prioritas RPJMD Kotim 2024-2028
“Beberapa waktu lalu saya menerima keluhan dari masyarakat Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, terkait tidak adanya saluran air atau drainase di tempat mereka, setelah saya cek langsung ternyata benar,” ungkapnya di Sampit, Rabu.
Menurutnya, kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat drainase memiliki peran penting di kawasan permukiman. Sistem drainase yang baik bisa membantu mencegah banyak persoalan, seperti mengurangi potensi banjir, mengendalikan permukaan air tanah, hingga mencegah kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Terlebih lokasinya berada di Kota Sampit yang berulang kali dilanda banjir, terutama pada musim hujan. Ia menduga, tidak optimalnya fungsi drainase dalam mengalirkan air menjadi pemicu banjir di dalam kota.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tentu akan berdampak pada aktivitas masyarakat dan infrastruktur di sekitarnya. Maka dari itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendorong pemerintah daerah untuk segera membangun drainase di lokasi-lokasi yang belum dibangun.
Baca juga: Bupati Kotim berharap tunggakan DBH segera dibayar
“Pemerintah daerah harus bergerak cepat dan serius dalam penanggulangan banjir. Apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan, bahkan perkotaan pun tak luput dari genangan air,” ujarnya.
Selain itu, Kurniawan juga sempat meninjau kondisi jembatan kayu yang masih berada di kawasan Kelurahan Ketapang, tepatnya di Jalan Iskandar 24 bersebelahan langsung dengan Sungai Mentaya.
Kondisi jembatan kayu yang telah mengalami banyak kerusakan dan berlubang, cukup membahayakan bagi masyarakat yang melintas di atasnya, padahal jembatan tersebut merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan rumah-rumah warga setempat.
Sehingga, pemerintah daerah diminta untuk segera memperbaiki jembatan tersebut, sebelum menyebabkan jatuhnya korban.
“Kami tekankan kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait harus segera ada action (aksi) untuk mengatasi kedua hal ini. Karena ini tentu berkaitan dengan keselamatan,” demikian Kurniawan.
Baca juga: Kotim dapat 50 kuota beasiswa APKASI Indonesia Emas-Daerah
Baca juga: Bupati Kotim berduka kehilangan sosok sahabat yang mengayomi
Baca juga: Penanganan sanitasi masuk program prioritas RPJMD Kotim 2024-2028