Sampit (ANTARA) - Setelah sekian lama mangkrak, bangunan Pasar Rakyat Mentaya Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah resmi dialihkan menjadi Swalayan UMKM dan mulai difungsikan.
“Bertepatan dengan pembukaan Sampit Trade Expo dan Business Matching 2023, kami meresmikan bangunan pasar yang selama ini dianggap mangkrak, jadi sekarang kami fungsikan dan selanjutnya akan menjadi Swalayan UMKM,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotawaringin Timur Zulhaidir di Sampit, Sabtu.
Peresmian Swalayan UMKM yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Sampit simpang tiga Jalan Achmad Yani tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor didampingi Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati dan disaksikan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah setempat.
Pasar Rakyat Mentaya telah dibangun tahun 2017 menggunakan dana APBN sebesar Rp5,8 miliar. Bangunan itu telah dihibahkan ke pemerintah daerah. Bangunan itu semula akan dijadikan Pasar Ikan Rakyat Mentaya yang di dalamnya tersedia 197 lapak termasuk 18 kios.
Namun, diduga karena karena banyaknya pihak yang menentang adanya pasar ikan di tengah kota, ditambah pasar ikan itu berjarak cukup dekat dengan Pasar Keramat dan Pasar Ikan Mentaya (PIM) di area Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM), maka pemerintah daerah mengalihfungsikan bangunan tersebut.
“Sebelumnya, Pemerintahan Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengusulkan alih fungsi bangunan tersebut kepada Kementerian Perdagangan dan akhirnya disetujui menjadi Swalayan UMKM,” ungkapnya.
Swalayan UMKM merupakan pusat kegiatan UMKM dan oleh-oleh khas Kotawaringin Timur. Selain dapat membantu promosi produk UMKM, dengan begini Kotawaringin Timur mempunyai daya tarik baru berupa pusat oleh-oleh bagi orang yang berkunjung ke kota yang dijuluki Kota Mentaya tersebut.
Baca juga: Bupati Kotim minta masyarakat ikut jaga Terowongan Nur Mentaya
Meski telah diresmikan, namun Swalayan UMKM tersebut baru benar-benar operasional pada awal 2024 mendatang, karena masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya pembentukan koperasi oleh Dekranasda Kotawaringin Timur.
Zulhaidir menjelaskan, pengelolaan Swalayan UMKM itu nantinya akan dilakukan oleh satu manajemen, yakni Dekranasda Kotawaringin Timur yang selanjutnya akan membentuk koperasi untuk mengelola swalayan tersebut.
Pemerintah daerah akan mengajak banyak UMKM untuk terlibat di dalam Swalayan UMKM dengan cara menitipkan produk olahan mereka di tempat tersebut.
“Nanti kita ajak UMKM untuk memasukkan barangnya di sini dan itu gratis, tidak perlu membayar sewa. Nanti akan kami siapkan outlet beserta rak untuk memajang produk mereka,” ujarnya.
Meski tanpa biaya sewa tapi sistem penitipan produk UMKM ini sama seperti koperasi pada umumnya. Misalnya, produk dari UMKM dibanderol dengan harga Rp10.000, sedangkan di Swalayan UMKM tersebut harganya dijual Rp11.000 - Rp12.000, sehingga dari selisih harga tersebut akan masuk ke kas daerah mengingat bangunan tersebut merupakan aset daerah. Dari pemasukan tersebut pula akan digunakan untuk biaya listrik, pemeliharaan tempat dan sebagainya.
Zulhaidir menambahkan, kapasitas bangunan Swalayan UMKM tersebut mampu menampung lebih dari 100 outlet dengan jumlah produk mencapai ribuan. Sehingga, pihaknya pun berharap peluang ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mempromosikan dan memasarkan produk masing-masing agar lebih dikenal masyarakat.
“Dalam hal ini kami juga meminta dukungan masyarakat, itu lah yang paling penting. Dengan dukungan tersebut insyaallah Swalayan UMKM ini bisa mencapai hasil yang kita harapkan,” demikian Zulhaidir.
Baca juga: KPU Kotim kampanyekan pemilu damai melalui jalan sehat
Baca juga: Polres Kotim patroli skala besar antisipasi penjarahan TBS Kelapa Sawit
Baca juga: Ketua DPRD Kotim sarankan setiap OPD sediakan ruang UMKM di kantor