Transportasi laut masih jadi andalan pemudik di Kotim

id Transportasi laut masih jadi andalan pemudik di Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, Ramadhan, Lebaran, arus mudik, Pelabuhan sampit

Transportasi laut masih jadi andalan pemudik di Kotim

Ratusan pemudik bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Pulau Jawa menggunakan kapal PT Pelni Cabang Sampit, Minggu (24/3/2024). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Moda transportasi laut yakni kapal masih menjadi andalan bagi para perantau di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah untuk mudik ke Pulau Jawa, terbukti hingga H+13 Ramadhan 1445 Hijriah ini setidaknya sudah ada 3.500 pemudik berangkat dari Pelabuhan Sampit.

“Saya sekeluarga hampir setiap tahun mudik menggunakan kapal, selain biayanya relatif murah sekarang pelayanannya juga semakin baik dan nyaman,” kata salah seorang penumpang, Rudi Sajak di Sampit, Minggu.

Rudi bersama empat anggota keluarganya bertolak dari Pelabuhan Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menggunakan KM Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).

Harga tiket yang terjangkau menjadi alasan utama Rudi sekeluarga memilih mudik menggunakan kapal laut. Selain itu ia bisa menikmati perjalanan dengan lebih santai. Terlebih, pelayanan yang diberikan jasa pelayaran semakin baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi penumpang.

Pemudik lainnya Ipan Tanggem mengaku beralih ke transportasi laut sejak beberapa tahun terakhir, lantaran harga tiket pesawat yang dinilai terlalu mahal. Seperti tahun ini, ia memilih mudik ke Semarang menggunakan KM Kirana I dari PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Sampit.

“Selama bandara "tidak sehat" ini saya lebih memilih transportasi laut. Tiket pesawat terlalu mahal, kalau menggunakan kapal bisa untuk Pulang-Pergi (PP) berkali-kali,” ucapnya.

Ia menyebutkan, ketika hari biasa saja harga tiket pesawat kelas ekonomi dari Sampit ke Semarang berada di kisaran Rp2 juta, sedangkan pada masa mudik Lebaran harga tiket naik menjadi Rp3 juta ke atas. Sementara, tiket kapal hanya di kisaran Rp250 ribu - Rp300 ribu per orang.

Baca juga: Potensi pertanian di Kotim masih menjanjikan

“Kekurangannya naik kapal perjalanannya lebih lama, tapi tergantung individunya juga mau cepat atau santai saja. Kalau dari fasilitas di kapal sudah lumayan, tempatnya nyaman, full AC dan makanannya standar,”  imbuhnya.

Minggu pagi hingga sore. Pelabuhan Sampit dipadati para pemudik yang siap berangkat menuju Pulau Jawa. 

Pemudik yang berjumlah 1.098 orang tersebut diberangkatkan menggunakan KM Kelimutu milik PT Pelni sebanyak 534 orang dan KM Kirana I milik PT DLU sebanyak 564 orang. Bagi PT Pelni Cabang Sampit ini merupakan keberangkatan kapal pertama di Ramadhan 1445 Hijriah.

Kepala PT Pelni Cabang Sampit, Edwin Kurniansyah menyebut pada keberangkatan kapal pertama ini jumlah penumpang masih terbilang sedikit, namun seiring mendekatnya hari Lebaran jumlah penumpang diperkirakan akan semakin meningkat.

“Karena kebanyakan pemudik di Sampit ini merupakan pekerja perkebunan sawit dan mereka baru mendapat libur dekat Hari Raya, baru mereka bisa melakukan perjalanan pulang kampung,” ujarnya.

Ia melanjutkan, PT Pelni menyediakan 5 jadwal keberangkatan kapal atau call untuk angkutan mudik Lebaran, saat ini tersisa 4 call yang masing-masing sudah terisi hingga 1.000 penumpang.

Jadwal keberangkatan kapal dari PT Pelni Cabang Sampit untuk arus mudik Lebaran yang tersisa sebagai berikut; KM Lawit tujuan Surabaya Selasa 2 April 2024 pukul 11:00 WIB, KM Leuser tujuan Semarang Rabu 3 April 2024 pukul 11:00 WIB. KM Kelimutu tujuan Semarang Jumat 5 April 2024 pukul 12:00 WIB. KM Lawit tujuan Semarang Senin 8 April 2024 pukul 14:00 WIB.

Baca juga: DPMD Kotim dorong optimalisasi potensi unggulan desa

Baca juga: Kelebihan kapasitas, 25 WBP Lapas Sampit dipindahkan ke Palangka Raya

Baca juga: Pemkab Kotim alokasikan Rp40 miliar untuk Pilkada 2024