Puruk Cahu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A Dalduk KB) melaksanakan diseminasi hasil audit kasus stunting semester pertama 2024.
"Saya berharap seluruh OPD yang bertanggung jawab dalam percepatan penurunan stunting kembali duduk bersama menyamakan persepsi, membangun komitmen kembali untuk bersama mencari solusi dan berbuat terbaik dalam penanganan kasus yang diangkat, dan agar dijadikan contoh atau patokan dalam penanganan kasus yang serupa," kata Penjabat Sekretaris Daerah Murung Raya, Rudie Roy pada kegiatan yang dilaksanakan di aula Sekretariat Daerah Gedung B di Puruk Cahu, Senin.
Diseminasi audit kasus stunting menjadi suatu media koordinasi dalam rangka percepatan penurunan stunting yang melibatkan OPD terkait, tim teknis maupun tim pakar yang difasilitasi oleh DP3A Dalduk KB.
Disampaikan Rudie, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi isu strategis demi tercapainya target Murung Raya Emas 2030 dan Visi Indonesia Emas tahun 2045.
Ditegaskannya, dua dari empat pilar Indonesia Emas itu berfokus di sektor pembangunan manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta juga pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Baca juga: Pemkab Mura terus upayakan kemandirian pangan sektor perikanan
"Tentu menjadi tantangan bagi kita bersama, dimana kita harus menyiapkan sumber daya manusia yang mampu dan berdaya saing dalam mengisi pembangunan," kata Rudie lagi saat membuka kegiatan tersebut.
Sementara itu pelaksana tugas DP3A Dalduk KB, Lynda Kristiane mengatakan program mengatasi stunting merupakan salah satu kerangka pembangunan kualitas sumber daya manusia sangat strategis karena berhubungan langsung dengan penyiapan generasi di masa mendatang.
"Permasalahan stunting mempunyai dampak merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas dalam jangka pendek maupun jangka panjang," jelasnya.
Dalam jangka pendek, stunting terkait dengan tingkat kesehatan dan perkembangan sel otak, yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimasi.
Hal Ini berarti bahwa kemampuan atau kecerdasan anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan pada akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Tanah Siang juara umum Festival Budaya Tira Tangka Balang 2024
Baca juga: Tingkatkan mutu pendidikan, Pj Bupati Mura resmikan gedung sekolah baru
Baca juga: Pemkab Mura lestarikan budaya melalui Festival Tira Tangka Balang