Indonesia dan China sepakat 10 kerja sama dagang senilai 53 juta dolar AS

id indonesia dan china, kerja sama dagang ,kalteng,Tangerang,KJRI Shanghai Berlianto Situngkir

Indonesia dan China sepakat 10 kerja sama dagang senilai 53 juta dolar AS

Konsul Jenderal RI di Guangzhou Ben Perkasa Drajat, Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing Parulian George Andreas Silalahi, Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir (baris belakang dari kiri ke kanan) menyaksikan penandatangan kesepakatan antara pengusaha Indonesia dan China di "Forum Bisnis Indonesia-Tiongkok 2024", Tangerang, pada Kamis (10/10/2024) (ANTARA/HO-KJRI Shanghai)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan China berhasil menyepakati 10 kerja sama perdagangan senilai 53 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.575) dalam "Forum Bisnis Indonesia-China 2024" di Tangerang pada Kamis (10/10).

Forum bisnis itu digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai, KJRI Guangzhou, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Bank Mandiri Shanghai di sela-sela pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2024.

Dari komitmen kerja sama tersebut, beberapa produk yang akan diekspor ke China di antaranya perikanan, alat kesehatan, mebel mewah, produk ekonomi kreatif, dan lainnya.

Selain penandatanganan kerja sama, terdapat juga sesi pencocokan bisnis (business matching) dan diskusi panel yang dihadiri sedikitnya 80 pebisnis dari China dan Indonesia. Pihak penyelenggara menyebut minat para pebisnis China cukup besar untuk terus menggali peluang mengembangkan usaha dan investasi di Indonesia.

Dikutip dari keterangan resminya, KJRI Shanghai Berlianto Situngkir mengatakan "Kemitraan Strategis Komprehensif" antara Indonesia dan China yang sudah berlangsung satu dekade terbukti sukses mendorong kerja sama perdagangan dan investasi. Hal ini kemudian memberi manfaat bagi rakyat kedua negara.

China merupakan mitra dagang dan tujuan ekspor utama produk Indonesia. Ekspor Indonesia ke China telah mencapai 33,12 miliar dolar AS sepanjang paruh pertama (H1) tahun ini, mayoritasnya adalah ekspor produk non-migas yang menyumbang sekitar 96 persen.