Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berkomitmen mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan ramah anak.
"Sekolah tidak boleh hanya sekadar menjadi tempat belajar, tetapi harus menjadi ruang yang aman untuk tumbuh serta berkembang tanpa rasa takut dan tekanan," kata Plt Kadisdik Kalteng Reza Prabowo, sebagaimana disampaikan Sekretaris Disdik Safrudin di Palangka Raya, Jumat.
Komitmen ini juga merupakan bagian dari pengimplementasian fokus pembangunan Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo.
Salah satu upaya yang pihaknya lakukan untuk mewujudkannya, yakni melalui bimbingan teknis peningkatan kapasitas SDM dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Intoleransi di satuan pendidikan jenjang SMA se-Kalimantan Tengah.
“Tidak ada pertumbuhan di bawah tekanan, ketakutan, apalagi kekerasan. Maka kegiatan ini adalah bagian dari misi besar kita untuk membuat wajah pendidikan semakin ramah dan aman terhadap siswa dan guru,” ujarnya.
Dia pun menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia (SDM) sebagai garda terdepan perubahan. Menurutnya, pembentukan TPPK di sekolah bukan sekadar memenuhi regulasi, tetapi wujud tanggung jawab moral untuk menutup celah kekerasan dan intoleransi sejak dini.
“Kekerasan dan intoleransi di sekolah bukan hanya pelanggaran disiplin, tetapi kegagalan sistemik. Tugas kita adalah membenahi sistem itu dari hulu ke hilir,” lanjutnya.
Baca juga: Forum PTSP se-Kalteng dukung pengoptimalan hilirisasi dan industrialisasi
Sementara itu, bimtek ini merupakan implementasi dari Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 yang mewajibkan pembentukan TPPK di setiap satuan pendidikan.
Kegiatan ini akan berlangsung selama empat hari, dari 17 hingga 20 Juni 2025, diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari ketua atau anggota TPPK, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, serta guru Bimbingan dan Konseling dari SMA negeri maupun swasta se-Kalimantan Tengah.
Rangkaian bimtek mencakup pre-test dan post-test, materi penanganan kasus kekerasan, simulasi microteaching, hingga penugasan individu. Para fasilitator didatangkan dari tim pengembang nasional PPKSP dan fasilitator daerah bersertifikat.
Kegiatan ini menjadi langkah awal membangun satuan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan demi generasi muda Kalimantan Tengah yang semakin Berkah dan Maju.
Baca juga: Sukseskan Zero ODOL, Pemkab Kotim dan Pemprov Kalteng gelar razia gabungan
Baca juga: Pemprov Kalteng gelar Dialog Huma Betang bersama generasi muda
Baca juga: Disdik Kalteng: Guru sebagai lokomotif utama gerakkan budaya sains