Palangka Raya (ANTARA) - Tampaknya para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) semakin banyak yang mulai menyadari ataupun memahami tentang pentingnya digitalisasi keuangan.
Digitalisasi keuangan dapat dipahami sebagai transformasi layanan dan proses keuangan tradisional ke dalam format digital, yakni penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan.
Salah satunya, seperti Krisna seorang pemuda berusia 22 tahun, merupakan seorang pedagang bakso gerobak yang bisa dijumpai di Jalan Kalibata Palangka Raya.
"Dalam bertransaksi dengan para pelanggan atau pembeli, saya tak hanya melayani pembayaran tunai, tetapi juga secara digital," ujar Krisna.
Krisna mengaku telah menjadi pedagang bakso sudah sekitar satu tahun setengah, dan sejak awal berdagang itu pula dia telah menyediakan layanan pembayaran secara digital atau non tunai.
"Bagi pelanggan atau pembeli yang tidak membawa uang tunai tak masalah, mereka tetap bisa melakukan pembayaran secara digital, misalnya dengan QRIS," tuturnya.
Baca juga: Bank Kalteng catatkan kinerja gemilang sepanjang semester I-2025
Kendati masih lebih banyak pelanggan yang melakukan pembayaran tunai, namun tetap ada dijumpai mereka yang membayar dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Krisna mengatakan, pemahaman dalam pemanfaatan digitalisasi keuangan seperti halnya QRIS itu, dia dapatkan dari rekan-rekannya sesama pedagang.
"Tahu pemanfaatan QRIS diberitahukan sama teman-teman yang lain sesama pedagang. Jadi sejak awal berdagang saya pun sudah langsung menerapkannya," ucapnya.
Sementara itu, di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama lembaga jasa keuangan lainnya juga terus menggiatkan edukasi keuangan kepada masyarakat.
Adapun sasaran edukasi sangat beragam dan diupayakan menjangkau berbagai kalangan masyarakat, mulai dari pegawai pemerintahan, pegawai swasta seperti perkebunan, bidan ataupun perawat, pelajar, mahasiswa, kaum ibu, serta lainnya.
Melalui literasi keuangan yang semakin baik, diyakini akan semakin optimal pula pemanfaatan masyarakat terhadap berbagai layanan maupun produk keuangan legal, termasuk digitalisasi keuangan. Di sisi lain, juga akan semakin mampu mencegah terjadinya kejahatan keuangan di tengah masyarakat.
Baca juga: Gubernur Kalteng dukung Satgas Pasti giatkan pemberantasan aktivitas keuangan ilegal
Baca juga: Bank Kalteng raih penghargaan prestise di Bisnis Indonesia Awards 2025
Baca juga: Pemkab Barut dan OJK Kalteng tingkatkan pemahaman literasi keuangan ke masyarakat
