Jakarta (ANTARA News) - Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch
(ICW) Emerson Yuntho meminta Presiden Joko Widodo untuk mewaspadai
penyusup dalam Panitia Seleksi Calon Pimpinan (Pansel Capim) Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Presiden Jokowi dalam waktu dekat akan mengeluarkan keputusan
tentang Pansel Capim KPK 2015. Namun, hingga saat ini belum juga
diumumkan ke publik siapa saja kandidatnya," kata Emerson Yuntho melalui
pesan singkat di Jakarta, Minggu.
Menurut Emerson, hal itu justru mengkhawatirkan karena Pansel Capim
KPK akan mudah disusupi oleh orang-orang titipan partai bahkan oleh
pihak-pihak yang tengah dibidik KPK atau yang ingin melemahkan atau
membubarkan KPK.
Emerson mengatakan Presiden Jokowi harus berani membuang siapa pun
dari susunan Pansel Capim KPK yang berasal dari partai politik atau yang
berafiliasi dengan partai politik maupun akademisi yang menjadi pembela
atau ahli untuk koruptor atau figur yang kontra-KPK.
"Ada baiknya calon pansel juga dilihat rekam jejaknya melalui
saringan KPK atau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK)," tuturnya.
Emerson mendesak anggota pansel yang ditunjuk harus memiliki
kriteria berintegritas, independen, bukan berasal dari partai politik,
tidak ada konflik kepentingan dengan KPK, tidak memiliki masalah di masa
lalu seperti pernah menjadi tersangka korupsi dan memiliki komitmen
antikorupsi.
"Dukungan Presiden Jokowi terhadap KPK dan menghindari pelemahan KPK
harus dimulai dari pemilihan yang ketat para calon anggota Pansel Capim
KPK," katanya.
Menurut Emerson, komposisi Pansel Capim KPK 2015 akan menentukan
masa depan KPK. Bila ketua atau anggota pansel bermasalah, dapat
dipastikan calon pimpinan KPK yang dihasilkan nanti mayoritas figur
bermasalah.
"Jangan biarkan Pansel Capim KPK disusupi figur-figur yang prokoruptor," ujarnya.
Emerson Yuntho: Presiden Harus Waspada Penyusup Di Pansel Capim KPK
Presiden Jokowi dalam waktu dekat akan mengeluarkan keputusan tentang Pansel Capim KPK 2015. Namun, hingga saat ini belum juga diumumkan ke publik siapa saja kandidatnya,"