Kapal Motor Tabrak Patung Ikan Jelawat Sampit

id Kapal Motor Tabrak Patung Ikan Jelawat Sampit

Kapal Motor Tabrak Patung Ikan Jelawat Sampit

KM Kirana I Menabrak lantai tempat wisata patung jelawat yang letaknya bersebelahan dengan pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Selasab(23/6).(FOTO ANTARA Kalteng/Untung Setiawan)

Sampit (Antara Kalteng) - Kapal Motor penyeberangan Kirana I menabrak tempat wisata patung ikan jelawat di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah saat akan merapat ke pelabuhan Sampit.

"Kejadiannya sekitar pukul 12.00 WIB siang. Kapal tiba-tiba menabrak bagian lantai patung ikan jelawat yang berada di pingir sungai Mentaya yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan Sampit tempat kapal itu akan merapat. Diduga kehilangan kendali," kata salah seorang warga Sampit, Krisna Selasa.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu karena saat kejadian tidak ada pengunjung di lokasi patung jelawat.

Meski tidak korban jiwa, akibat tertabrak kapal Kirana I, lantai patung ikan jelawat tersebut pecah.

"Informasinya kapal itu dari Semarang dan akan kembali ke Semarang lagi. Saat ini kapal masih berada di pelabuhan Sampit. Sedangkan lokasi kejadian langsung di pasangi tali pembatas oleh polisi," katanya.

Krisna mengungkapkan, kejadian tersebut merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya bagian tiang pengaman yang ditabrak oleh tongkang pengangkut batu koral.

Informasinya kejadian tersebut saat ini sedang ditangani oleh pihak Kantor Kesyahbandaran otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit.

Pimpinan KSOP Sampit, Benny Noviandinudin saat di hubungi melalui ponselnya mengatakan belum bisa memberikan penjelasan yang lengkap kepada wartawan karena sedang ada tamu.

Masih belum diketahui secara pasti kerugian akibat kejdian tersebut karena antara KSOP dengan pihak perusahaan pelayaran Dharma Lautan masih melakukan opertemuan membahas kejadian tersebut.

Sementara itu, warga Baamang Sampit, Abdi menilai tertabraknya patung ikan jelawat tersebut bukan semata kesalahan pihak kapal, namun juga akibat kesalahan pemerintah daerah karena pembangunannya terlalu ke tengah sungai, sehingga mengganggu kapal yang akan merapat.

"Saya lihat bangunannya memang terlalu ke tengah sungai sehingga menyulitkan kapal yang akan merapat," ucapnya.

Abdi menduga pembangunan tempat wisata berupa patung ikan jelawat tersebut tanpa melalui kajian teknis, sehingga mengabaikan keselamatan lalu lintas air yang ada di sekitarnya.